Banyak studi yang menjelaskan manfaat teh untuk mengurangi penyakit, terutama kanker prostat, paru-paru, rahim, dan kolorektal. Meski begitu, ada studi yang mencatat dampak buruk minum teh yang bisa bersifat karsinogenik.
Salah satunya adalah penelitian di China pada 2014. Melibatkan analisis 41 studi dengan partisipan lebih dari 3 juta dan hampir 50.000 kasus kanker, konsumsi teh hitam sebanyak tiga cangkir per hari dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara.
Temuan studi lainnya pun tak kalah mengkhawatirkan. Studi gabungan di China dan Hong Kong yang dimuat dalam European Journal of Cancer Prevention pada 2020 menemukan bahwa suhu teh di atas 65 derajat C bisa meningkatkan risiko kanker esofagus.
ilustrasi menuangkan susu ke dalam teh (unsplash.com/Alex Boyd)
Sering kali, kita menambahkan gula dan susu ke dalam teh agar lebih nikmat. Apakah hal ini bisa memengaruhi manfaatnya? Untungnya, Maki mengatakan bahwa gula atau susu tidak ada pengaruhnya. Dengan catatan gula dan susu digunakan dengan takaran minim.
"Teh manis yang dijual di supermarket memiliki kandungan gula tinggi. Kita harus mengikuti pedoman gizi untuk menghindari konsumsi terlalu banyak gula dan lemak jenuh," kata Maki, dilansir NBC News.
Terlepas dari temuannya, para peneliti mengingatkan bahwa studi tersebut bersifat observasi dan tidak membuktikan minum teh secara absolut mengurangi risiko diabetes tipe 2, dan ada pengaruh gaya hidup yang luput dari observasi. Namun, para peneliti China masih yakin bahwa teh bisa menjadi faktor yang berkontribusi besar.