Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi rahim (pexels.com/ Nadezhda Moryak)
ilustrasi rahim (pexels.com/ Nadezhda Moryak)

Intinya sih...

  • Penyebab fibroid rahim berkaitan dengan hormon dalam tubuh dan faktor genetik, serta bisa tumbuh di beberapa lokasi di rahim.

  • Fibroid rahim dapat menimbulkan gejala seperti perdarahan berat, nyeri haid, anemia, kesulitan buang air kecil, dan pembesaran rahim.

  • Untuk diagnosis fibroid rahim, dokter akan melakukan pemeriksaan panggul dan beberapa pemeriksaan lain seperti ultrasonografi atau MRI.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Fibroid rahim adalah pertumbuhan pada rahim. Fibroid juga disebut leiomioma atau mioma uteri. Rahim tersusun dari otot, dan fibroid tumbuh dari otot tersebut. Fibroid dapat menonjol ke dalam maupun ke luar rahim. Fibroid bukan kanker dan tidak dianggap dapat berkembang menjadi kanker. Namun, terkadang sulit membedakan apakah massa di rahim itu fibroid biasa atau tumor ganas yang langka.

Fibroid sangat umum. Sekitar 20–80 persen perempuan mengembangkan fibroid sebelum mencapai usia 50 tahun. Fibroid paling sering muncul pada perempuan berusia 40-an hingga awal 50-an. Kondisi ini jarang terjadi pada perempuan di bawah usia 20 tahun. Tidak semua perempuan dengan fibroid rahim merasakan gejala, tetapi bagi yang mengalaminya, keluhan bisa sangat mengganggu.

Sebagian perempuan merasakan nyeri dan pendarahan menstruasi yang berat. Fibroid juga dapat menekan kandung kemih, sehingga menyebabkan sering buang air kecil, atau menekan rektum, menimbulkan rasa penuh di area anus. Jika fibroid tumbuh sangat besar, perut bisa membesar hingga tampak seperti sedang hamil.

1. Penyebab

Penyebab fibroid rahim belum sepenuhnya dipahami, tetapi diduga berkaitan dengan:

  • Hormon dalam tubuh.

  • Faktor genetik (dapat menurun dalam keluarga).

Ukuran fibroid rahim sangat bervariasi. Sebagian bisa sekecil sel darah putih sehingga hanya bisa dilihat dengan mikroskop, tetapi di sisi lain juga bisa tumbuh sangat besar, memenuhi seluruh rahim dan beratnya mencapai beberapa pon atau kilogram. Meskipun mungkin hanya satu mioma yang berkembang, tetapi sering kali terdapat lebih dari satu.

Fibroid rahim dapat tumbuh di beberapa lokasi:

  • Di dinding otot rahim (miometrial).

  • Tepat di bawah permukaan lapisan dalam rahim (submukosal).

  • Tepat di bawah lapisan luar rahim (subserosal).

  • Pada tangkai panjang di luar atau di dalam rahim (pedunkulasi).

2. Gejala

Fibroid rahim dapat menimbulkan gejala-gejala di bawah ini:

  • Siklus menstruasi yang lebih lama, lebih sering, atau perdarahan berat.

  • Nyeri haid (kram).

  • Perdarahan vagina di luar jadwal menstruasi.

  • Anemia akibat kehilangan darah.

  • Nyeri di perut atau punggung bawah (biasanya tumpul dan berat, namun kadang bisa tajam).

  • Nyeri saat berhubungan seksual.

  • Rasa tekanan di panggul.

  • Sulit buang air kecil atau sering buang air kecil.

  • Konstipasi, nyeri rektum, atau kesulitan buang air besar.

  • Kram perut.

  • Pembesaran rahim dan perut sehingga tampak membuncit.

  • Keguguran.

  • Infertilitas.

Terkadang fibroid tidak menimbulkan gejala sama sekali. Fibroid sering ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan panggul rutin atau pemeriksaan untuk keluhan lain.

3. Diagnosis

ilustrasi fibroid rahim atau mioma uteri (commons.wikimedia.org/BruceBlaus)

Untuk diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan panggul. Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan perubahan bentuk dan ukuran rahim.

Fibroid tidak selalu mudah didiagnosis. Berat badan berlebih atau kegemukan dapat membuat fibroid sulit terdeteksi. Kamu mungkin perlu menjalani beberapa pemeriksaan ini untuk memastikan keberadaan fibroid rahim:

  • Ultrasonografi (USG): Menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambaran rahim.

  • Pencitraan resonansi magnetik (MRI): Menggunakan magnet kuat dan gelombang radio untuk menghasilkan gambaran rahim.

  • Histerosonografi (sonogram infus saline): Larutan saline disuntikkan ke dalam rahim agar struktur rahim lebih mudah terlihat pada USG.

  • Histeroskopi: Menggunakan tabung panjang dan tipis yang dimasukkan melalui vagina ke dalam rahim untuk memeriksa lapisan dalam rahim secara langsung.

  • Biopsi endometrium: Mengambil potongan kecil lapisan rahim untuk diperiksa, terutama jika kamu mengalami perdarahan yang tidak biasa dan dicurigai kanker.

4. Pengobatan

Jenis perawatan akan disesuaikan dengan usia, kondisi kesehatan umum, gejala yang kamu rasakan, jenis fibroid, apakah kamu sedang hamil atau tidak, keinginan untuk memiliki anak di masa depan, lokasi dan ukuran fibroid, serta karakteristik fibroid.

Pengobatan untuk meredakan gejala fibroid bisa meliputi:

  • Alat kontrasepsi intrauterine (IUD) yang melepaskan hormon untuk mengurangi perdarahan berat dan nyeri.

  • Asam traneksamat untuk menurunkan jumlah aliran darah.

  • Suplemen zat besi untuk mencegah atau mengatasi anemia akibat perdarahan berlebih.

  • Pereda nyeri, seperti ibuprofen, untuk kram atau rasa nyeri.

  • Pemantauan berkala, dengan pemeriksaan panggul atau USG susulan untuk mengecek pertumbuhan fibroid.

Terapi medis atau hormonal yang mungkin mengecilkan fibroid antara lain:

  • Pil kontrasepsi oral untuk mengendalikan perdarahan berat.

  • IUD khusus yang melepaskan dosis rendah hormon progestin ke dalam rahim setiap hari.

  • Obat kombinasi oral (GnRH antagonist) yang menekan produksi hormon, merawat perdarahan berlebih tanpa memicu gejala menopause.

  • Suntikan hormon untuk menghentikan ovulasi sehingga fibroid mengecil; umumnya diberikan dalam jangka pendek sebelum operasi, dan kadang diperpanjang dengan penambahan sedikit estrogen untuk mengurangi efek samping.

Jika perlu tindakan invasif, pilihan operasi atau prosedur meliputi:

  • Histeroskopi, untuk mengangkat fibroid yang tumbuh di dalam rahim

  • Ablasi endometrium, prosedur untuk menghentikan perdarahan berat. Prosedur ini paling efektif saat fibroid berukuran kecil, dan sering kali menghentikan menstruasi sepenuhnya.

  • Embolisasi arteri rahim, menghentikan suplai darah ke fibroid sehingga mengecil dan mati; lebih cocok jika ingin menghindari operasi dan tidak berencana hamil.

  • Miomektomi, operasi untuk mengangkat fibroid sambil mempertahankan rahim, baik untuk yang masih ingin punya anak, namun tidak mencegah fibroid baru tumbuh.

  • Histerektomi, pengangkatan rahim sepenuhnya. Ini adalah pilihan terakhir jika tidak ingin punya anak, obat tidak efektif, dan prosedur lain tidak memungkinkan.

  • Ablasi frekuensi radio, penusukan jarum kecil ke dalam fibroid di bawah panduan USG dan pemanasan untuk menghancurkan jaringan fibroid sampai mengecil.

Perawatan terbaru, seperti penggunaan ultrasound terfokus saat ini sedang dievaluasi dalam uji klinis.

5. Komplikasi apa yang mungkin terjadi?

Komplikasi fibroid meliputi:

  • Nyeri hebat atau perdarahan sangat berat yang memerlukan operasi darurat.

  • Fibroid yang terpelintir, menyebabkan pembuluh darah penyuplai tumor tersumbat dan sering kali memerlukan pembedahan.

  • Anemia akibat perdarahan berlebih.

  • Infeksi saluran kemih karena tekanan fibroid pada kandung kemih, sehingga sulit mengosongkan sepenuhnya.

  • Infertilitas, tetapi ini jarang terjadi.

Jika kamu sedang hamil, fibroid juga bisa menimbulkan risiko komplikasi seperti:

  • Persalinan prematur karena ruang di dalam rahim terbatas.

  • Fibroid menghalangi jalur lahir atau menempatkan bayi pada posisi berbahaya, sehingga perlu operasi caesar.

  • Perdarahan hebat segera setelah melahirkan.

6. Apakah fibroid dapat berubah menjadi kanker?

ilustrasi perempuan dan dokter sedang mendiskusikan perawatan untuk miom (pexels.com/ MART PRODUCTION)

Fibroid hampir selalu bersifat jinak dan bukan kanker. Hanya dalam kasus yang sangat langka—kurang dari 1 dari 1.000—fibroid berubah menjadi tumor ganas yang disebut leiomiosarkoma. Para dokter meyakini bahwa leiomiosarkoma tidak bermula dari fibroid yang sudah ada sebelumnya.

Jadi, memiliki fibroid tidak meningkatkan risiko berkembangnya fibroid ganas, maupun memperbesar kemungkinan seorang perempuan terkena jenis kanker lain di rahim.

Fibroid rahim atau mioma uteri merupakan pertumbuhan jinak yang kerap muncul di dalam rahim. Sebagian besar kasusnya tidak menimbulkan keluhan dan tidak memerlukan penanganan khusus. Namun, jika gejalanya cukup berat, berbagai pilihan terapi dapat membantu meredakan nyeri dan ketidaknyamanan.

Referensi

“Uterine Fibroids: MedlinePlus Medical Encyclopedia,” n.d., https://medlineplus.gov/ency/article/000914.htm.

“Uterine Fibroids,” ACOG, n.d., https://www.acog.org/womens-health/faqs/uterine-fibroids.

Healthdirect Australia, “Uterine Fibroids,” Symptoms, Treatments and Causes | Healthdirect, February 21, 2024, https://www.healthdirect.gov.au/uterine-fibroids.

“Uterine Fibroids | Office on Women’s Health,” OASH | Office on Women’s Health, n.d., https://womenshealth.gov/a-z-topics/uterine-fibroids.

“UpToDate,” UpToDate, n.d., https://www.uptodate.com/contents/uterine-fibroids-beyond-the-basics/print.

Charles Kilpatrick, “Uterine Fibroids,” Merck Manual Consumer Version, July 9, 2025, https://www.merckmanuals.com/home/women-s-health-issues/fibroids/uterine-fibroids.

Editorial Team