ilustrasi pil KB (parenting.firstcry.com)
Pengobatan bergantung pada ukuran dan lokasi miom, usia dan seberapa dekat dengan menopause, apakah ada gejala lain yang dirasakan, serta apakah kita memiliki keinginan untuk hamil di masa depan.
Jika gejala dikategorikan ringan, maka dokter akan memberi obat-obatan seperti ibuprofen atau asetaminofen untuk nyeri ringan, suplemen zat besi jika kita mengalami pendarahan menstruasi yang hebat, pil KB dosis rendah agar miom tidak tumbuh, hingga obat yang mengandung progesteron.
Selain itu, mungkin juga diberikan gonadotropin releasing hormone agonists (GnRHa) untuk mengecilkan miom dan diberi sebelum operasi agar miom lebih mudah diangkat. GnRHa bisa diberikan melalui suntikan, semprotan hidung (nasal spray), atau implan.
Akan tetapi, jika gejalanya sedang hingga berat, maka diperlukan pembedahan untuk mengatasinya. Dokter mungkin akan menganjurkan:
- Miomektomi: pembedahan untuk mengangkat miom tanpa mengambil jaringan rahim yang sehat. Prosedur ini cocok untuk perempuan yang masih ingin punya anak di masa depan.
- Histerektomi: pembedahan untuk mengangkat rahim. Prosedur ini dilakukan jika ukuran miom besar dan menyebabkan pendarahan hebat. Ini adalah prosedur yang tepat jika perempuan sudah tidak menginginkan anak atau mendekati masa menopause.
- Ablasi endometrium: lapisan rahim diangkat atau dihancurkan untuk mengontrol pendarahan yang sangat berat. Biasanya ini dilakukan dengan laser, gelombang mikro, arus listrik, hingga loop kawat.
- Myolysis: prosedur untuk mengecilkan miom dengan menghancurkan serat ototnya.
- Uterine fibroid embolization (UFE) atau uterine artery embolization (UAE): tabung tipis dimasukkan ke dalam pembuluh darah yang memasok darah ke miom. Prosedur ini menghalangi suplai darah ke miom dan membuatnya menyusut.
Nah, itulah serba-serbi mengenai miom atau fibroid rahim, mulai dari penyebab, gejala, diagnosis, hingga penanganan. Semoga membantu!