ilustrasi orang tua dan anak (pexels.com/Yan Krukau)
Anak-anak yang sembuh dari kankernya bisa memiliki harapan hidup yang normal. Tergantung intensitas pengobatan yang diterima, beberapa anak mungkin mengalami efek samping dari pengobatan kanker, seperti kemandulan dan kanker sekunder. Meskipun demikian, mereka masih bisa hidup normal asalkan mendapat penanganan yang tepat dan segera.
Akan tetapi, seperti dilansir U.S. News, tingkat kelangsungan hidup anak-anak dan remaja yang didiagnosis kanker telah meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir, tetapi menurut studi penyakit ini masih menyebabkan umur yang lebih pendek.
Pendekatan baru untuk pengobatan kanker anak dalam beberapa dekade terakhir berarti lebih dari 80 persen anak-anak dan remaja yang didiagnosis kanker sekarang bertahan hidup setidaknya 5 tahun. Namun, mereka juga lebih mungkin menghadapi masalah kesehatan yang serius dan kematian dini di masa dewasa, dan studi baru, yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Oncology tahun 2020, menunjukkan bahwa masih ada kesenjangan besar dalam harapan hidup antara orang yang menderita kanker saat masih anak-anak dan mereka yang tidak menderita kanker.
Para peneliti dari Harvard, St. Jude Children's Research Hospital, dan tempat lain mengembangkan model untuk memperkirakan harapan hidup penyintas kanker anak selama 5 tahun antara tahun 1970 dan 1999. Mulai 5 tahun setelah diagnosis, mereka yang menderita kanker pada tahun 70-an dapat berharap untuk hidup 48,5 tahun, dibandingkan dengan 53,7 tahun di antara mereka yang didiagnosis pada tahun 80-an dan 57,1 tahun di antara orang yang didiagnosis pada usia 90-an.
"Meskipun temuan kami menunjukkan bahwa kelangsungan hidup jangka panjang diperkirakan akan meningkat, orang dewasa yang selamat dari kanker masa kanak-kanak tetap berisiko untuk umur yang lebih pendek," tulis para peneliti.
Dibanding orang-orang yang tidak menderita kanker di masa kanak-kanak, perkiraan tersebut menunjukkan umur yang lebih pendek sekitar 25 persen di antara mereka yang selamat yang didiagnosis pada tahun 70-an dan umur yang lebih pendek 19 persen di antara orang-orang yang didiagnosis pada tahun 80-an. Kesenjangan tersebut diperkirakan akan menyempit menjadi 14 persen di antara penyintas kanker anak yang didiagnosis pada tahun 90-an.
Harapan hidup yang secara signifikan lebih pendek di antara orang yang didiagnosis pada usia 70-an sebagian besar terkait dengan "kekambuhan terlambat dan risiko kematian terkait kesehatan," kata para peneliti. Dan, jarak yang makin sempit sejak saat itu kemungkinan karena perubahan pengobatan kanker anak—kurang dari 5 persen pasien sekarang hanya diobati dengan radioterapi, atau radiasi, sedangkan bagian yang diobati hanya dengan kemoterapi, atau obat-obatan, telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir.
Perbedaan harapan hidup dengan metode pengobatan sangat mencolok. Di antara orang-orang yang diobati dengan kemoterapi saja, kesenjangan harapan hidup turun dari 11 menjadi 6 tahun antara tahun 1970-an dan 1990-an, menurut studi tersebut. Di antara mereka yang dirawat dengan radiasi saja, jarak itu turun dari 21 menjadi 17,6 tahun. Peningkatan harapan hidup yang tidak menonjol terjadi di antara pasien yang diobati dengan kemoterapi dan radioterapi.
Para peneliti studi tersebut menyoroti perlunya pendekatan terapeutik baru untuk diagnosis kanker di mana radioterapi tetap menjadi komponen integral dari pengendalian penyakit secara lokal dan untuk perawatan yang cermat bagi para penyintas yang menerima radioterapi sebagai anak-anak,” kata para peneliti.
Temuan ini juga menunjukkan bahwa orang dewasa yang menderita kanker selama masa kanak-kanak harus mematuhi perawatan lanjutan dan mengurangi perilaku berisiko, terutama karena di antara semua kelompok yang diteliti, kematian dini terutama didorong oleh diagnosis kanker baru dan masalah jantung.