ilustrasi anak kecil sedang sakit (pexels.com/cottonbro)
Komplikasi potensial utama dari muntah proyektil, seperti jenis muntah lainnya, adalah dehidrasi. Ini bisa dicegah dengan minum air putih atau minuman olahraga setelah muntah. Cara lainnya bisa dengan mengunyah es batu untuk menjaga hidrasi sambil mengontrol jumlah asupan cairan.
Muntah kronis juga bisa menyebabkan kekurangan gizi dan penurunan berat badan karena tubuh mengeluarkan makanan alih-alih mencerna dan menyerap nutrisi darinya. Kembali makan dengan makanan hambar setelah muntah secara perlahan bisa membantu menahan makanan dan mencegah komplikasi ini.
Muntah proyektil lebih kuat daripada jenis muntah lainnya, sehingga lebih cenderung menyebabkan robeknya kerongkongan. Robekan di lapisan dalam superfisial esofagus (mukosa) di dekat tempat pertemuannya dengan perut disebut robekan Mallory-Weiss.
Apabila terdapat darah dalam muntah dan sakit perut setelah episode muntah parah, segera hubungi dokter. Dokter dapat mendiagnosis robekan dengan endoskopi saluran cerna bagian atas untuk melihat kerongkongan bagian bawah. Sering kali ini akan sembuh dengan sendirinya, tetapi dokter dapat memperbaiki robekan tersebut jika diperlukan.
Komplikasi lainnya yang dapat terjadi adalah tersedak akibat menahan atau menghirup muntahan. Di samping itu, asam yang terkandung dalam muntahan bisa berdampak negatif pada paru-paru apabila terhirup ke dalam organ tersebut.
Muntah proyektil sering kali tidak menimbulkan bahaya medis. Namun, ini bisa jadi pertanda masalah kesehatan yang lebih serius, terlebih pada bayi dan anak kecil. Jika bayi atau anak kecil mengalami muntah proyektil, baiknya segera periksakan ke dokter untuk mengetahui penyebabnya dan agar anak mendapat perawatan yang tepat.