Ptosis atau kelopak mata terkulai pada pasien dengan myasthenia gravis. (jmedicalcasereports.biomedcentral.com)
Myasthenia gravis menyebabkan kelemahan otot yang biasanya di waktu tertentu membaik, tapi di lain waktu bisa memburuk. Kondisi ini sering memengaruhi mata dan wajah terlebih dulu. Namun, seiring waktu, kelemahan bisa menyebar ke bagian tubuh lain.
Pada beberapa pasien, kemunculan gejala bisa dipicu beberapa faktor, seperti stres, infeksi, dan konsumsi obat-obatan tertentu.
Menurut keterangan dari National Institute of Neurological Disorders and Stroke, ciri khas myasthenia gravis adalah kelemahan otot yang memburuk setelah periode aktivitas dan membaik setelah periode istirahat.
Otot-otot tertentu seperti yang mengontrol gerakan mata dan kelopak mata, ekspresi wajah, mengunyah, berbicara, dan menelan sering (tetapi tidak selalu) terlibat dalam gangguan tersebut.
Timbulnya gangguan mungkin terjadi secara tiba-tiba, dan gejalanya sering tidak segera dikenali sebagai myasthenia gravis. Tingkat kelemahan otot yang terlibat dalam kondisi ini sangat bervariasi antar individu.
Gejala yang bisa terjadi antara lain:
- Kelemahan otot mata (miastenia okular)
- Satu atau kedua kedua kelopak mata terkulai (ptosis)
- Penglihatan kabur atau ganda (diplopia)
- Perubahan ekspresi wajah
- Kesulitan menelan
- Sesak napas
- Gangguan bicara (disartria)
- Kelemahan pada lengan, tangan, jari, kaki, dan leher.
- Kadang-kadang kelemahan parah dapat menyebabkan gagal napas, yang memerlukan perawatan medis darurat segera