ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)
Pengobatan myositis difokuskan pada obat-obatan, tetapi bisa bervariasi sesuai jenisnya. Bentuk perawatan yang bisa dilakukan antara lain:
- Kortikosteroid dan obat imunosupresif: merupakan jenis pengobatan yang paling umum. Dokter mungkin akan meresepkan keduanya secara bersamaan. Kortikosteroid yang paling umum diberikan yaitu prednison dan deksametason, sementara imunosupresif yang paling sering digunakan yaitu azathioprine, methotrexate, dan myocophenolate mofetil. Selain itu, obat biologis rituximab juga bisa menjadi pilihan pengobatan.
- Perawatan untuk IBM: IBM sering kali resistan terhadap obat-obatan kortikosteroid dan imunosupresif, sehingga perawatan dengan alemtuzumab dinilai lebih efektif. Alemtuzumab merupakan antibodi yang bisa memperlambat IBM dan meningkatkan kekuatan otot.
- Pengobatan untuk IM: perawatannya didasari tingkat keparahannya. Beberapa orang kemungkinan bisa merespons dengan baik pada antibiotik oral, seperti cloxacillin. Namun, pasien lain mungkin butuh antibiotik intravena dan perawatan sekunder seperti drainase abses. Bila pasien tidak mendapat pengobatan yang tepat, bisa terjadi sepsis.
- Pilihan pengobatan lainnya: untuk mencegah atrofi otot dan menjaga agar otot tetap kuat dan juga fleksibel, dokter akan merekomendasikan yoga, olahraga, peregangan, terapi fisik, dan terapi okupasi.
Menurut sebuah tinjauan medis dalam jurnal Frontiers in Neurology tahun 2016, sebanyak 70 persen pasien yang menerima pengobatan memiliki tingkat kelangsungan hidup selama 5 tahun. Bila myositis tidak mendapat perawatan yang semestinya, risikonya bisa fatal.
Itulah deretan fakta penting seputar miositis, peradangan otot yang bisa mengakibatkan kelemahan otot. Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami salah satu atau beberapa gejala yang mengarah pada kondisi ini.
Meskipun tidak ada obat untuk menyembuhkan myositis, tetapi ada berbagai perawatan yang bisa membantu pasien untuk sukses mengelola gejalanya.