Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
obat ivermectin (Dok. AFP/Luis ROBAYO)

Penelitian terkait obat yang berpotensi untuk penyembuhan pasien COVID-19 terus dilakukan di berbagai negara. Salah satu obat yang akhir-akhir ini sering disebut adalah ivermectin, obat yang biasa digunakan untuk penyakit cacingan.

Sebelumnya, ivermectin telah digunakan di India. Menurut laporan dari Reuters, obat tersebut dapat menurunkan angka kematian hingga 25 persen dan mengurangi jumlah orang yang terinfeksi COVID-19 hingga 80 persen. 

Sementara di Indonesia, obat tersebut telah digunakan sebanyak ribuan dosis untuk pasien di berbagai daerah. Akan tetapi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan bahwa ivermectin masih memerlukan bukti ilmiah secara lebih lanjut untuk bisa dikatakan efektif melawan COVID-19

Ivermectin, obat cacing dengan banyak efek samping

obat ivermectin (covidfactcentral.com)

Ivermectin bukanlah sebuah obat baru. Ia biasa digunakan untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh parasit. Contohnya cacingan, skabies atau penyakit kulit karena kutu, rosasea, hingga infeksi cacing gelang dan tambang. 

Penggunaannya hanya diizinkan dalam dosis tunggal 150-200 mcg/kg berat badan dengan pemakaian setahun sekali. Sebab, ivermectin termasuk obat keras yang tidak boleh dikonsumsi sembarangan. Apalagi untuk diminum sehari-hari. 

Ada sejumlah efek samping yang bisa ditimbulkan oleh ivermectin jika dikonsumsi tanpa resep dan dalam waktu lama. Di antaranya nyeri otot dan sendi, ruam kulit, demam, pusing, sembelit, diare, mengantuk, dan sindrom Stevens-Johnson (kelainan serius pada kulit dan selaput lendir). 

Lalu bagaimana dengan pemakaian ivermectin untuk COVID-19?

Editorial Team

Tonton lebih seru di