Molnupiravir, kandidat obat COVID-19 dari Merck-Ridgeback (merck.com)
Pada Oktober lalu, Merck dan AstraZeneca telah mengumumkan perkembangan obat COVID-19 mereka. Merck dengan molnupiravir mencatatkan efikasi hingga 50 persen untuk mencegah rawat inap dan kematian akibat COVID-19. AstraZeneca dengan AZD7442 juga mencatatkan hasil serupa dengan efikasi 50-67 persen.
Melihat angka, Paxlovid lebih unggul. Namun, dilansir ABC News, membandingkan obat COVID-19 dari Merck dan Pfizer tidak disarankan karena kedua penelitian dirancang berbeda dan meneliti titik akhir (endpoint) primer yang berbeda juga.
FDA sudah siap mengulas proposal Merck untuk molnupiravir pada 30 November mendatang. Sementara itu, Pfizer baru bersiap untuk menyerahkan data Paxlovid ke FDA. Belum lagi, dua uji klinis Paxlovid masih menunggu. Dilansir Reuters, Albert mengatakan bahwa hasil EPIC-SR dan EPIC-PEP baru akan tersedia di paruh pertama 2022.
Kekurangan lainnya adalah studi Paxlovid baru berbentuk siaran pers dan belum menjalani ulasan sejawat (peer review) ke jurnal medis. Akan tetapi, hasil penelitian Paxlovid oleh Pfizer menambah satu opsi terapi pengobatan COVID-19.