American Psychiatric Association mendefinisikan ADHD sebagai gangguan neurologis yang ditandai dengan tidak mampu menjaga fokus atau perhatian, hiperaktif (terus-menerus bergerak tanpa memperhatikan situasi), dan impulsif (kecenderungan untuk bertindak tanpa berpikir).
Diperkirakan, ada sekitar 5 persen anak-anak dan remaja di seluruh dunia yang terkena ADHD (International Journal of Epidemiology, 2014). ADHD paling banyak ditemukan di Amerika Selatan (11,8 persen) dan Afrika (8,5 persen), lalu diikuti oleh Amerika Utara (6,2 persen) dan Eropa (4,6 persen).
Sementara itu, demensia adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan hilangnya ingatan dan kemampuan berpikir yang cukup parah, sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Jenis demensia yang paling umum adalah Alzheimer (50–75 persen), demensia vaskular (20–30 persen), demensia badan Lewy (10–25 persen), dan demensia frontotemporal (10–15 persen).