ilustrasi obesitas (pexels.com/Moe Magners)
Konsep obesitas yang sehat secara metabolik dapat membantu dokter memberikan rencana perawatan untuk individu dengan obesitas, tetapi para ahli mendesak agar berhati-hati saat menggunakan istilah tersebut.
Penyebutan konsep "obesitas sehat" dibahas secara mendalam oleh Dr. William Johnson, dari School of Sport, Exercise and Health Sciences Univesity di Inggris. Menurutnya, penggunaan istilah itu harus dihentikan mengingat bahwa sebutan "obesitas sehat" dinilai cacat karena risiko kesehatan yang masih "menghantui" orang dengan berat badan berlebih.
Melalui publikasi makalah "Healthy Obesity: Time to Give up the Ghost" yang diterbitkan tahun 2018, Dr. Johnson menyebut istilah "obesitas sehat" bermasalah dan sebaiknya tidak lagi dipakai. Ia lebih menyukai pendekatan yang lebih beragam pada perbedaan IMT karena ada banyak faktor lain yang menentukan kesehatan seseorang.
Artikel dalam publikasi Metabolic Syndrome tahun 2019 menjelaskan bahwa orang dengan obesitas yang sehat secara metabolik berisiko lebih rendah terkena sindrom metabolik, tetapi kelompok tersebut memiliki 50 hingga 300 persen untuk mengembangkannya daripada orang-orang yang tidak obesitas.
Selain itu, sekitar setengah dari orang obesitas yang sehat secara metabolik akan mengembangkan gejala sindrom metabolik dalam waktu 10 tahun. Untuk alasan tersebut, penting bagi orang obesitas untuk mencari rekomendasi medis.
Terkait istilah "obesitas sehat" yang masih diperdebatkan, ahli gizi Rebecca Scrithcfield kurang setuju dengan imbauan dalam makalah Dr. Johnson. Karena menurutnya, ada penelitian tentang bias berat badan yang berbahaya bagi kesehatan, dan itu bisa menempatkan orang obesitas enggan untuk menemui dokter.
Kepada Healthline, Rebecca menjelaskan bahwa memperdebatkan istilah "obesitas sehat" tidak akan membantu orang yang mencoba menjadi sehat. Sebaliknya, dokter harus fokus membuat pasien merasa nyaman agar mendapat pengobatan.
Hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan adalah mengurangi stigma. Dokter disarankan untuk berinteraksi dengan pasien obesitas tanpa membuat pasien merasa malu, sehingga meningkatkan kemungkinan mereka untuk kembali menjalani perawatan yang tepat.
Penulis: Dian Rahma Fika Alnina