ilustrasi keluarga menggunakan alat pembersih udara (rollingstone.com)
Sementara polusi udara luar ruangan tidak bisa ditangani dengan mudah, paparan polusi dalam ruangan setidaknya lebih mudah. Salah satunya adalah dengan menggunakan air purifier.
"Iya, karena air purifier ini dapat memfiltrasi polusi polutan yang ada di dalam ruangan seperti PM2.5, NO, atau HCO3," kata dr. Erlang.
Air purifier memang dirancang untuk menyaring polutan di udara yang bisa membawa serta SARS-CoV-2. Oleh karena itu, air purifier dapat digunakan tanpa memengaruhi keadaan udara dalam ruangan atau saat polusi udara di luar ruangan sedang buruk.
ilustrasi air purifier dan tanaman dalam ruangan (freepik.com/opatsuvi)
Perlu teknologi yang efektif menyaring polutan udara dalam ukuran 0,1-1 mikrometer. Oleh karena itu, EPA menjabarkan berbagai teknologi seperti Clean Air Delivery Rate (CADR) dan High Efficiency Particulate Air (HEPA) untuk mengukur efektivitas. Untuk memilih air purifier yang cocok, EPA menyarankan:
- Unit dengan ukuran tepat agar bisa ditempatkan di ruangan.
- Unit yang memiliki standar CADR yang tinggi untuk asap, serbuk sari, dan/atau debu, bersertifikasi HEPA, dan khusus didesain untuk menyaring partikel ukuran 0,1-1 mikrometer.
Meski begitu, EPA menekankan kalau air purifier bukanlah langkah perlindungan terhadap COVID-19. Perlu menjaga protokol kesehatan yang direkomendasikan oleh otoritas kesehatan dan juga filtrasi bisa mencegah penyebaran SARS-CoV-2 di dalam ruangan.