ilustrasi skleroterapi (my.clevelandclinic.org)
Dijelaskan dalam laman Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), skleroterapi melibatkan suntikan sejenis larutan (umumnya larutan garam) langsung ke pembuluh darah. Cairan tersebut akan mengiritasi lapisan pembuluh darah, membuatnya menyempit dan saling menempel, dan sebagai hasil akhir, penggumpalan darah.
Seiring waktu, pembuluh berubah menjadi jaringan parut yang tidak lagi terlihat menonjol, sebuah hasil yang diinginkan untuk membuat pelebaran pembuluh darah varises menghilang. Setelah tindakan, dokter mungkin akan meminta kamu untuk tetap berbaring selama 15 menit atau lebih untuk memastikan tidak ada reaksi terhadap bahan yang disuntikkan.
Pada mayoritas tindakan skleroterapi, larutan garam disuntikkan melalui jarum yang sangat kecil langsung ke pembuluh darah. Saat disuntikkan, kamu mungkin mengalami sedikit ketidaknyamanan dan rasa keram selama 1 sampai 2 menit, terutama jika penyuntikan dilakukan di pembuluh darah yang lebih besar. Prosedur ini memakan waktu sekitar 15 hingga 30 menit.
Berapa jumlah vena yang disuntikkan dalam satu sesi prosedur sangat bergantung pada ukuran dan lokasi vena, serta kondisi medis dan keadaan umum kamu. Setelah tindakan, kamu boleh langsung pulang dan diharuskan menggunakan stoking kompresi selama 3–7 hari di sekitar tempat pembuluh darah yang diobati.
Orang-orang yang tidak bisa menjalani skleroterapi di antaranya:
- Memiliki gumpalan darah di pembuluh darah venanya.
- Sedang hamil dan menyusui.
- Sedang tirah baring.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bila kamu akan menjalani skleroterapi:
- Hindari mengonsumsi antibiotik seperti tetrasiklin atau minosiklin paling tidak 7–10 hari sebelum skleroterapi (konsumsi antibiotik tersebut akan menyebabkan timbulnya bercak noda pada kulit).
- Tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat-obatan anti radang, seperti aspirin dan ibuprofen, karena dapat menyebabkan sulitnya perdarahan berhenti pasca skleroterapi. Obat-obatan steroid seperti prednisone juga wajib distop paling tidak 48 jam sebelum tindakan karena dapat mengurangi efektivitas tindakan.
Setelah menjalani skleroterapi, beberapa efek samping lanjutan yang mungkin akan dialami antara lain:
- Pengerasan konsistensi vena yang diinjeksi selama beberapa bulan.
- Kemerahan pada bekas injeksi.
- Bercak kecokelatan pada bekas injeksi (biasanya hilang dalam 3 sampai 6 bulan).
- Mmar atau tumpukan bekuan darah.
- Reaksi alergi ringan.
Mayoritas dari efek samping ringan yang timbul akan menghilang dengan sendirinya. Namun, jika disertai dengan efek samping mayor seperti timbul luka atau nanah pada bekas injeksi, pembengkakan di daerah tungkai bawah, atau timbul garis-garis/bercak merah di daerah sekitar selangkangan, segera hubungi dokter.