ilustrasi blighted ovum, anembryonic pregnancy, atau hamil kosong (my.clevelandclinic.org)
Kemungkinan pertama adalah hamil kosong (anembryonic gestation). Disebut juga blighted ovum atau missed abortion, ini adalah kondisi saat embrio tidak pernah atau berhenti berkembang. Embrio kemudian diserap dan hanya menyisakan kantung kehamilan kosong, mengutip Mayo Clinic.
Awalnya, pasien bisa saja mengalami gejala-gejala kehamilan seperti mual dan muntah, tidak menstruasi, hingga payudara yang terasa keras dan nyeri. Namun, kemudian muncul tanda-tanda keguguran seperti pendarahan, kram perut, dan hilangnya sensasi nyeri dan keras pada payudara.
Penyebab hamil kosong tidak diketahui hingga saat ini. Namun, dilansir Healthline, kondisi ini dapat disebabkan oleh kelainan kromosom pada sel telur yang sudah dibuahi. Selain itu, faktor buruknya kualitas sperma dan genetik (suami dan istri berkerabat secara biologis) juga dapat memengaruhi insiden blighted ovum.
Lalu, mengapa hamil kosong bisa terdeteksi positif? Ini karena plasenta masih menciptakan hormon kehamilan human chorionic gonadotropin (hCG). Hormon hCG masih terdeteksi saat tes darah dan urine, sehingga hasil kehamilan masih positif, padahal rahim kosong.
Diagnosis hamil kosong umumnya dilakukan dengan ultrasonografi (USG) saat konsultasi prenatal. USG akan menunjukkan letak plasenta dan kantung kehamilan yang kosong. Umumnya, blighted ovum akan terjadi antara minggu ke-8 dan ke-13 kehamilan.
Jika mengalami hamil kosong, jangan panik atau menyalahkan diri sendiri (apalagi orang lain) dan segera konsultasi dengan dokter kandungan. Dilansir WebMD, biasanya dokter spesialis kebidanan dan kandungan akan memberikan beberapa opsi seperti:
- Dilatasi dan kuret (D&C).
- Terapi misoprostol.
Tidak jarang, pasien memilih untuk membiarkan keguguran terjadi secara alami (lebih baik dikonsultasikan dengan dokter kandungan terlebih dulu). Setelah keguguran, dokter kandungan biasanya akan memintamu untuk menunggu satu hingga tiga siklus menstruasi sebelum mencoba hamil lagi.