5 Penyakit Berbahaya yang Kini Bisa Diatasi Berkat Vaksin

Dalam ribuan tahun sejak peradaban manusia pertama diketahui sampai saat ini, wabah penyakit selalu menjadi musuh mengerikan. Tak jarang wabah penyakit yang pernah menjangkiti dunia merenggut jutaan nyawa hanya dalam waktu yang singkat.
Biasanya wabah dibawa oleh bakteri maupun virus yang mampu menular dengan cepat. Selain itu, beberapa wabah juga dulunya sangat sulit diobati sehingga jumlah korbannya pun begitu banyak.
Untungnya, penemuan vaksin di dunia kesehatan jadi titik balik perlawanan manusia terhadap wabah penyakit. Dalam beberapa kasus yang telah dilewati, ada banyak penyakit yang dulunya sangat berbahaya, tapi kini mampu dicegah dengan suntikan dari vaksin.
Kira-kira wabah penyakit apa saja yang berhasil dikontrol oleh program vaksinasi? Berikut ini adalah daftarnya!
1. Cacar
Saat ini, cacar mungkin dianggap sebagai penyakit ringan yang bisa menjangkit siapa saja. Biarpun begitu, penyakit yang berasal dari virus variola ini pernah tercatat sebagai salah satu wabah paling mematikan sepanjang peradaban manusia. Penyakit yang telah eksis sejak 3.000 tahun lalu ini merenggut jutaan nyawa selama penyebarannya.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), titik balik perlawanan manusia terhadap cacar muncul ketika Edward Jenner berhasil menemukan vaksin cacar pada tahun 1796. Ini diawali dari observasinya terhadap pemerah susu yang mengidap cacar sapi. Edward mengetahui bahwa nanah cacar sapi ternyata efektif untuk melawan penyakit ini melalui prosedur inokulasi.
Rencana vaksinasi secara masif dan intensif kemudian dilakukan pada tahun 1967 oleh WHO. Beruntungnya, program vaksinasi yang dijalankan sukses besar untuk mengontrol penyebaran cacar.
Menurut data, kasus cacar alami terakhir tercatat ada di Somalia yang terjadi pada tahun 1977. Berkat hasil tersebut, pada tahun 1980, WHO resmi mengumumkan wabah ini berhasil diatasi.
2. Polio
Polio merupakan penyakit yang disebabkan oleh poliovirus yang dapat melumpuhkan anggota tubuh hingga merenggut nyawa penderitanya. Sama seperti cacar, penyakit ini disebut-sebut sudah ada sejak zaman Mesir Kuno. Biasanya, polio menyebar lewat kontak fisik hingga mengonsumsi makanan atau minuman yang tidak higienis.
Mengutip laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), pada dasarnya tidak ada obat maupun penanganan spesifik bagi penderita polio. Akan tetapi, kehadiran vaksin terbukti dapat mencegahnya secara efektif. Saat ini, ada dua jenis vaksin polio yang umum digunakan, yaitu inactivated poliovirus vaccine (IPV) dan oral poliovirus vaccine (OPV).
Vaksin-vaksin tersebut biasanya diberikan kepada anak-anak. Berdasarkan observasi lebih lanjut, diketahui bahwa hampir seluruh anak yang menerima vaksin polio terlindungi dari penyakit ini.
3. Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit peradangan pada hati yang dapat berkembang menjadi fibrosis, sirosis, maupun kanker hati. Penyakit yang satu ini disebabkan oleh virus dan dibagi ke dalam lima kategori berbeda, mulai dari hepatitis A, B, C, D, dan E. Dari kelimanya, hepatitis B dan C merupakan kategori yang menyebabkan beragam penyakit kronis pada ratusan juta orang di seluruh dunia.
Menurut WHO, masing-masing kategori hepatitis menjangkit seseorang dengan cara yang berbeda. Hepatitis A dan E disebabkan oleh konsumsi makanan dan minuman terkontaminasi virus, sedangkan Hepatitis B, C, dan D disebabkan oleh kontak cairan dengan penderita sebelumnya.
Walaupun telah menjangkiti banyak orang, saat ini sudah ada vaksin hepatitis. Sebut saja vaksin hepatitis B sekaligus D yang disuntikkan pada anak-anak, vaksin hepatitis A, dan vaksin hepatitis E yang terbukti dapat mencegah transmisi dari virus tersebut. Hanya saja, hingga saat ini masih belum ditemukan vaksin untuk mencegah hepatitis C, meskipun sebenarnya masih bisa diobati.
4. Difteri
Difteri merupakan penyakit yang berasal dari infeksi bakteri Corynebacterium diphteriae yang menyerang selaput lendir di hidung dan tenggorokan. Meskipun bisa ditangani secara medis, pada kasus yang kronis, difteri dapat menyebabkan kerusakan pada hati dan saraf penderitanya. Bahkan, difteri juga bisa menjadi mematikan, khususnya pada anak-anak.
Untuk saat ini, selain pengobatan medis ketika terjangkit, difteri juga bisa dicegah berkat vaksinasi. Dilansir Mayo Clinic, vaksin untuk difteri biasanya digabungkan dengan beberapa jenis vaksin untuk penyakit tetanus dan batuk rejan. Jenis yang paling sering digunakan adalah vaksin DTaP untuk anak-anak dan Tdap untuk dewasa.
Vaksin tersebut terbukti mampu meredam penyebaran difteri, khususnya pada anak-anak. Meski ada beberapa efek samping semisal demam dan pusing, vaksin yang disuntikkan secara rutin pada usia tertentu ini berhasil memunculkan kekebalan tubuh.
5. Pneumokokus
Pneumokokus disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae. Penyakit ini menginfeksi banyak bagian tubuh, mulai dari infeksi telinga, sinus, sampai menyebabkan masalah serius, seperti pneumonia dan infeksi aliran darah. Pneumokokus bisa menjangkiti berbagai kelompok usia dengan tingkat penyebaran dan kematian yang tinggi di masa lalu.
Meski mematikan, saat ini penyebaran pneumokokus bisa dikontrol berkat vaksinasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) yang tersedia untuk berbagai kelompok usia. Bagi anak-anak, umumnya vaksin yang diberikan adalah PCV13 atau PCV15, sedangkan orang dewasa bisa mendapatkan vaksin PCV15, PCV20, dan PPSV23.
Walau begitu, CDC juga menyebut bahwa vaksin tidak bisa menghalau seluruh tipe pneumokokus. Bahkan, seseorang yang sudah menerima vaksin ini masih bisa terjangkit. Maka dari itu, CDC merekomendasikan agar kita tetap menerima vaksin ini sekaligus vaksin flu secara rutin.
Pada akhirnya, memang tidak semua jenis vaksin bisa melindungi tubuh manusia hingga 100 persen terhadap wabah penyakit tertentu. Namun, bukan berarti kita bisa abai untuk melewatkannya. Justru dengan melakukan vaksinasi, kita akan membangun antibodi pada tubuh agar lebih kuat dalam menghadapi berbagai jenis penyakit.
Tak hanya itu, penerapan pola hidup sehat juga wajib untuk diimplementasikan agar kondisi tubuh tetap fit. Selain itu, dengan menerapkan pola hidup sehat, kita secara tidak langsung juga telah melindungi orang-orang yang ada di sekitar, lho.