ilustrasi virus parainfluenza (nejm.org)
Dilansir Medscape, penyebab penyakit croup adalah virus parainfluenza (tipe 1, 2, 3) yang menyebabkan sekitar 80 persen kasus croup, dengan parainfluenza tipe 1 dan 2 terhitung hampir 66 persen kasus.
Virus parainfluenza tipe 3 menyebabkan bronkiolitis dan pneumonia pada bayi dan anak-anak. Virus parainfluenza tipe 4, dengan subtipe 4A dan 4B, belum dapat dipahami dengan baik dan cenderung dikaitkan dengan penyakit klinis yang lebih ringan.
Jenis parainfluenza yang berbeda memiliki peran yang lebih menonjol dalam proses penularan, terkait dengan usia penderita. Infeksi tipe 3 paling sering terjadi pada bayi dan merupakan penyebab penyakit saluran pernapasan bagian bawah pada usia 1 tahun. Sekitar 50 persen bayi telah tertular infeksi ini. Infeksi saluran pernapasan pada anak-anak berusia 1-5 tahun paling sering disebabkan oleh tipe 1, lebih sedikit dengan tipe 2.
Penyebab infeksi lain untuk penyakit mirip croup adalah sebagai berikut:
- Adenovirus.
- Virus Respiratory Syncytial (RSV).
- Enterovirus.
- Bocavirus manusia.
- Coronavirus.
- Rhinovirus.
- Echovirus.
- Reovirus.
- Metapneumovirus.
- Influenza A dan B.
Penyebab yang lebih jarang seperti:
- Virus campak.
- Virus herpes simpleks.
- Varicella.
Infeksi influenza A dikaitkan dengan penyakit pernapasan parah. Patogen bakteri, Mycoplasma pneumoniae, juga telah diidentifikasi dalam beberapa kasus croup. Sebelum tahun 1970, difteri, juga dikenal sebagai membranous croup dan penyebab umum gejala mirip croup. Namun, orang tua tak perlu terlalu khawatir karena cakupan vaksinasi untuk difteri telah menghilangkan infeksi ini.
Kelompok yang paling berisiko terkena croup adalah anak-anak yang berusia 6 bulan sampai 3 tahun. Ini karena anak-anak memiliki saluran udara yang kecil, sehingga mereka paling rentan mengalami lebih banyak gejala.