ilustrasi bayi dengan penyakit kuning (sitarambhartia.org)
Penyakit kuning adalah masalah kesehatan umum pada bayi baru lahir. Sekitar 60 persen bayi baru lahir mengalami penyakit kuning dan sebanyak 80 persen pada bayi prematur. Penyakit kuning pada bayi biasanya akan menunjukkan gejala dalam 72 jam setelah persalinan.
Kondisi ini wajar karena sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh bayi sering rusak dan diganti, sehingga produksi bilirubin lebih banyak. Selain itu, organ hati bayi belum berkembang sempurna, sehingga kurang efektif dalam menyaring bilirubin dari tubuh. Menurut American Liver Foundation, gejala kuning pada bayi biasanya akan hilang dalam 1-2 minggu.
ilustrasi terapi sinar biru untuk bayi dengan penyakit kuning (istockphoto.com/TommyIX)
Namun, bayi dengan kadar bilirubin yang terlalu tinggi memerlukan perawatan dengan transfusi darah atau fototerapi di inkubator atau dijemur matahari.
Selain faktor biologis seperti kelahiran prematur, seperti dijelaskan di laman Mayo Clinic, ada beberapa faktor medis lain penyebab tingginya kadar bilirubin pada bayi, seperti:
- Perdarahan internal
- Memar saat persalinan
- Infeksi pada darah bayi (sepsis)
- Infeksi virus atau bakteri lainnya
- Ketidakcocokan golongan darah antara ibu dan bayi
- Malfungsi hati
- Faktor pemberian atau kekurangan ASI
- Atresia bilier, suatu kondisi saluran empedu bayi tersumbat atau terluka
- Kekurangan enzim untuk memproses bilirubin
- Anemia hemolitik
Untuk menguji penyakit kuning pada bayi, dilakukan juga tes darah. Sampel darah diambil dari jari kaki bayi. Jika terlalu tinggi, maka perlu dilakukan pengobatan. Pengobatan sangat penting karena bila kadar bilirubin pada bayi baru lahir terlalu tinggi, hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan otak permanen atau kernikterus.