Waspada Ladies, 7 Penyakit Ini Lebih Berbahaya bagi Perempuan!

Walaupun sulit untuk memprediksi penyakit apa yang menyerang kelompok orang tertentu, riset menemukan bahwa ada masalah kesehatan tertentu yang lebih banyak menyerang perempuan. Sejumlah penyakit tersebut ternyata juga lebih berbahaya jika penderitanya adalah kaum hawa.
Penyebabnya beragam, bisa karena faktor biologis, anatomi, atau bahkan hormonal. Ladies, tidak perlu panik. Namun, alangkah baiknya untuk lebih sadar dan hati-hati dengan penyakit tersebut. Apa saja? Dirangkum dari berbagai sumber, simak jenis penyakit dan penjelasannya berikut ini.
1. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit yang mengakibatkan pengeroposan pada tulang. Kondisi ini umumnya dialami lansia. Namun, tak cuma itu, faktor risiko lain dari osteoporosis adalah menjadi perempuan.
Menurut laporan dalam European Journal of Rheumatology tahun 2017, diperkirakan 200 juta orang mengalami osteoporosis. Menurut statistik dari International Osteoporosis Foundation, secara global, 1 dari 3 perempuan berusia di atas 50 tahun dan 1 dari 5 laki-laki akan mengalami patah tulang osteoporosis dalam hidup mereka.
Data dari Office on Women's Health (OWH), bagian dari Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat, memperkirakan bahwa setidaknya 80 persen di antara 10 juta penderita osteoporosis di negara tersebut adalah perempuan.
Bagaimana dengan angka kejadiannya di Indonesia? Menurut laporan dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), penelitian mengenai analisis data risiko osteoporosis pada tahun 2005 dilakukan oleh Puslitbang Gizi Kemenkes dan sebuah perusahaan nutrisi dengan sampel pada 16 wilayah di Indonesia pada populasi tertentu.
Jumlah sampel sebanyak 65.757 orang (22.799 laki-laki dan 42.928 perempuan) dengan metode pemeriksaan densitas massa tulang (DMT) menggunakan alat diagnositik clinical bone sonometer.
Dari penelitian tersebut didapat angka prevalensi osteopenia (osteoporosis dini) sebesar 41,7 persen dan prevalensi osteoporosis sebesar 10,3 persen. Ini berarti 2 dari 5 penduduk Indonesia memiliki risiko terkena osteoporosis.
Sebanyak 41,2 persen dari keseluruhan sampel yang berusia kurang dari 55 tahun menderita osteopenia. Prevalensi osteopenia usia di atas 55 tahun pada perempuan enam kali lebih besar daripada laki-laki. Peningkatan angka osteoporosis pada perempuan dua kali lebih besar daripada laki-laki.
Ternyata, ada beberapa hal yang menyebabkannya.
Pertama, perempuan memiliki tulang yang relatif lebih kecil dan lemah daripada laki-laki. Kedua, pengeroposan tulang meningkat ketika kadar estrogen menurun setelah menopause. Faktor selanjutnya adalah karena usia harapan hidup perempuan lebih panjang daripada laki-laki. Ini membuat risiko osteoporosis meningkat.