ilustrasi dokter memberikan antibiotik (freepik.com/drobotdean)
Mengutip informasi dari Cedar Sinai Hospital, mengobati furunkel yang ringan cukup dikompres dengan handuk hangat agar dapat meringankan rasa sakit dan mempercepat proses penyembuhan. Apabila furunkel berukuran besar, biasanya akan dilakukan proses penyedotan untuk mengeluarkan cairan dan disertai dengan obat antibiotik.
Furunkel juga dapat terjadi secara berulang, dan dilansir MSD Manual, untuk mencegahnya diperlukan penggunaan sabun cair yang mengandung chlorhexidine gluconate dan isopropil alkohol atau sabun yang mengandung chloroxylenol 2-3 persen. Kemudian, penggunaan obat antibiotik diperpanjang 1-2 bulan.
Penderita juga perlu diperiksa lebih lanjut apakah furunkel ini berkaitan dengan gejala penyakit lain seperti diabetes dan methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).
Sementara untuk karbunkel, umumnya diperlukan penyedotan dan menggunakan obat antibiotik. Obat antibiotik dipakai terutama bila terjadi selulitis, penderita memiliki kekebalan tubuh yang rendah, infeksi merambah ke organ tubuh yang lain, dan penderita diduga mengidap MRSA sementara proses penyedotan belum selesai.