ilustrasi pemeriksaan dokter (freepik.com/freepik)
Menurut American Academy of Allergy Asthma and Immunology, asma merespons pengobatan bronkodilator dan kortikosteroid dengan baik, sedangkan respons gejala PPOK dengan kedua obat tersebut tidak sebaik pada asma.
Walaupun begitu, bronkodilator dan kortikosteroid tetap akan diresepkan untuk pasien asma maupun PPOK.
Bronkodilator diharapkan dapat mengurangi penyempitan bronkus atau saluran napas sehingga pernapasan lebih lancar.
Kortikosteroid berfungsi untuk menekan sistem imun yang berlebihan sehingga mengurangi sensitivitas saluran napas terhadap alergen atau iritan.
Dokter juga mungkin akan meresepkan antibiotik untuk serangan yang disebabkan oleh infeksi.
Tujuan pengobatan asma adalah untuk mengurangi peradangan dan mencapai kontrol total, sementara tujuan pengobatan PPOK adalah untuk mengurangi gejala, mencegah eksaserbasi, dan menurunkan angka kematian.
Meskipun obat yang digunakan untuk asma dan PPOK hampir serupa, tetapi efisiensi dan prioritas penggunaannya berbeda.
Demikian perbedaan asma dan PPOK yang punya beberapa kemiripan. Bagaimanapun, gejala pada setiap orang bisa tidak sama karena derajat penyakit yang berbeda-beda. Oleh karena itu, jika kamu mengalami sesak napas tiba-tiba, segera hubungi dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.