ilustrasi down syndrome (freepik.com/freepik)
Baik spektrum autisme maupun down syndrome bersifat kompleks dan berlangsung seumur hidup. Keduanya pun memiliki tanda yang tumpang tindih dan kerap dianggap sama.
Meski demikian, sejatinya keduanya berbeda. Dilansir Drake Institute, berikut perbedaan autis dan down syndrome.
Perbedaan pertama yakni dari sisi bersosialisasi. Meskipun kesulitan berbicara dengan tata bahasa yang tepat, individu dengan down syndrome lebih bisa bersosialisasi. Mereka juga tetap ramah dan senang berinteraksi dengan orang lain.
Sebaliknya, seseorang dengan gangguan autisme lebih suka diam dan menyendiri. Mereka juga bahkan dapat mengabaikan interaksi yang dimulai oleh orang lain.
Seseorang dengan down syndrome lebih aktif berbicara, hanya saja tidak bisa menyusun bahasa dengan baik dan benar. Mereka bahkan bisa dengan aktif mencoba meniru orang lain untuk berkomunikasi.
Hal ini berbeda dengan penderita autisme yang dapat menyebabkan seseorang memiliki kemampuan komunikasi lambat. Selain itu, mereka mungkin juga kesulitan memahami bahasa sehingga kemampuan berbicaranya pun tertunda.
Selain itu, perbedaan autis dan down syndrome juga dapat dilihat dari penampilan. Dilansir Psych Central, autisme tidak menimbulkan perubahan atau tanda-tanda dari sisi penampilan.
Sebaliknya, seseorang dengan down syndrome mungkin memilikinya. Termasuk di antaranya mata sipit ke atas, leher pendek dan kulit ekstra di bagian belakang, bintik putih pada pupil mata, wajah datar, tangan lebar dan pendek, dan jari-jari yang juga pendek.
Perbedaan autis dan down syndrome mungkin akan sulit dikenali. Oleh karena itu, jangan ragu meminta bantuan ahli medis untuk mendapatkan pengetahuan yang diperlukan.
Penulis: Roziana Lailatul Hidayah