ilustrasi pasien dirawat di rumah sakit (freepik.com/Studio DC)
Dengue shock syndrome (DSS) didefinisikan sebagai setiap kasus yang memengaruhi empat kriteria DBD dan mempunyai bukti kegagalan peredaran darah yang dimanifestasikan oleh:
Nadi cepat, lemah, dan tekanan nadi sempit (≤20 mmHg [2,7 kPa]), atau;
Hipotensi karena usia, kegelisahan, dan kulit dingin dan lembap. Pasien demam dengue dapat dengan cepat berkembang menjadi DSS, yang jika tidak ditangani dengan benar dapat menyebabkan komplikasi parah dan kematian.
Pada DSS, aliran darah ke seluruh jaringan tubuh akan menurun sehingga terjadi kekurangan oksigen (hipoksia). Hal ini dapat menyebabkan kejang, kerusakan pada hati, jantung, otak, dan paru-paru, penggumpalan darah, hingga kematian.
Tingkat kematian di antara pasien dengan DSS bisa mencapai 10 persen atau lebih tinggi, tetapi jika diketahui dan diobati sejak dini, angka kematiannya bisa kurang dari 1 persen.
DBD dan DSS dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa.
ilustrasi infografis 3M Plus pencegahan demam berdarah (IDN Times/Mardya Shakti)
Dari penjelasan di atas, perbedaan utama antara demam dengue dan demam berdarah dengue adalah bahwa demam berdarah dengue adalah bentuk parah dari dengue yang terjadi pada orang yang mengidap infeksi dengue. Jadi, jangan lagi keliru, ya!
Referensi
"Dengue and severe dengue." World Health Organization. Diakses Juli 2025.
"Dengue." Centers for Disease Control and Prevention. Diakses Juli 2025.
"Dengue Fever (DF) vs. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)." MedicineNet. Diakses Juli 2025.
"Demam Berdarah Dengue." Kementerian Kesehatan RI. Diakses Juli 2025.