Gejala kedua clade mpox sulit dibedakan satu sama lain.
Mpox umumnya dimulai dengan ruam yang berkembang menjadi benjolan kecil di kulit, diikuti dengan lepuh berisi cairan keputihan, dan akhirnya berkeropeng. Orang yang terinfeksi juga mungkin mengalami demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, energi rendah, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Gejala-gejala itu sering kali hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu. Namun, pada kasus yang parah, pasien bisa mengalami lesi yang lebih besar dan meluas, infeksi bakteri sekunder, pneumonia, radang jantung, atau pembengkakan otak.
Orang dengan gangguan imunitas mungkin mengalami gejala yang tidak lazim dan memiliki risiko lebih besar untuk dirawat di rumah sakit dan kematian.
Secara historis, lesi mpox cenderung muncul di wajah, dada, telapak tangan, dan telapak kaki. Namun, pada wabah tahun 2022, lesi sering muncul di sekitar alat kelamin dan dubur atau di dalam mulut dan tenggorokan, mungkin karena cara virus menyebar pada saat itu. Lesinya juga lebih sedikit jumlahnya dan kurang menonjol secara keseluruhan.
Beberapa kasus seperti ini juga telah terdeteksi dalam wabah yang terjadi saat ini di Kongo.
Referensi
The Guardian. Diakses pada Agustus 2024. In depth: ‘This is far and away the biggest outbreak of mpox ever’.
World Health Organization. Diakses pada Agustus 2024. Mpox (monkeypox).
NBC News. Diakses pada Agustus 2024. The mpox strain spreading now is different from the one in 2022: Here's what to know.
SehatNegeriku. Diakses pada Agustus 2024. 88 Kasus Konfirmasi Mpox di Indonesia, Seksual Sesama Jenis Jadi Salah Satu Penyebab.
Masirika, Leandre Murhula, David F. Nieuwenhuijse, dkk. Mapping the distribution and describing the first cases from an ongoing outbreak of a New Strain of mpox in South Kivu, Eastern Democratic Republic of Congo between September 2023 to April 2024 (medRxiv)
Allan-Blitz, Lao-Tzu, Monica Gandhi, dkk. “A Position Statement on Mpox as a Sexually Transmitted Disease.” Clinical Infectious Diseases 76, no. 8 (December 22, 2022): 1508–12.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada Agustus 2024. Clinical Considerations for Treatment and Prophylaxis of Mpox in People Who are Immunocompromised.