Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi gejala stroke (IDN Times/Novaya Siantita)
ilustrasi gejala stroke (IDN Times/Novaya Siantita)

Intinya sih...

  • Bell's palsy adalah kelumpuhan wajah sementara yang memengaruhi satu sisi wajah.
  • Stroke disebabkan oleh pembuluh darah tersumbat atau pecah di otak, dapat menyebabkan kelemahan pada satu sisi tubuh dan kesulitan berbicara.
  • Berbeda dengan Bell’s palsy, stroke adalah kondisi yang mengancam jiwa.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bell’s palsy dan stroke adalah kondisi medis yang umum dikaitkan dengan kelumpuhan wajah. Akan tetapi, Bell’s palsy dan stroke berbeda, dan diagnosis akurat adalah kunci untuk memastikan pengobatan yang efektif untuk keduanya. 

Untuk lebih memahami perbedaan Bell's palsy dan stroke, baca pembahasannya di bawah ini.

Definisi Bell's palsy dan stroke

Bell's palsy

Bell's palsy adalah jenis kelemahan otot sementara atau kelumpuhan (palsy) di wajah. Kondisi ini membuat bagian-bagian wajah terkulai.

Kondisi ini paling sering memengaruhi satu sisi wajah, tetapi pada beberapa kasus yang jarang terjadi, seluruh wajah dapat terpengaruh.

Jika mengalami Bell's palsy, kamu mungkin mengalami kesulitan menutup satu mata, kesulitan tersenyum, atau kelopak mata terkulai.

Bell's Palsy dapat terjadi pada siapa saja, tetapi paling sering memengaruhi orang-orang berusia antara 15 dan 60 tahun.

Stroke

Stroke terjadi ketika pembuluh darah yang menuju atau di dalam otak tersumbat oleh gumpalan atau pecahnya pembuluh darah. Kondisi ini merupakan keadaan darurat medis karena menyebabkan bagian otak berhenti menerima oksigen dan nutrisi dari darah. 

Berbagai jenis stroke memiliki penyebab yang berbeda:

  1. Stroke iskemik disebabkan oleh gumpalan yang mencegah darah mencapai otak. Ini merupakan penyebab tersering stroke.
  2. Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah yang melemah pecah. Dua jenis pembuluh darah yang melemah menyebabkan jenis stroke ini: aneurisme dan malformasi arteriovena (AVM).
  3. Transient ischaemic attack (TIA) atau stroke ringan disebabkan oleh gumpalan sementara. Jenis ini merupakan tanda peringatan utama bahwa serangan yang lebih serius mungkin terjadi.
  4. Stroke kriptogenik adalah penyumbatan pada pembuluh darah yang menuju ke otak. Stroke yang penyebabnya tidak diketahui juga dianggap kriptogenik.
  5. Stroke batang otak adalah stroke yang terjadi di batang otak. Ini memengaruhi kedua sisi tubuh dan dapat membuat seseorang dalam "keadaan terkunci", yang menyebabkan ketidakmampuan untuk berbicara atau bergerak di bawah leher.

Gejala Bell's Palsy

ilustrasi Bell's palsy (flickr.com/Felton Davis)

Saraf wajah mengendalikan serangkaian fungsi yang kompleks. Jadi jika saraf tersebut rusak, gejalanya dapat bervariasi dalam jenis dan tingkat keparahannya. Gejala Bell's palsy meliputi:

  1. Kelumpuhan, kendur, lemah atau berkedut pada satu sisi wajah (jarang terjadi pada kedua sisi).
  2. Perubahan kemampuan merasakan.
  3. Kesulitan berbicara.
  4. Pusing.
  5. Meneteskan air liur.
  6. Mata atau mulut kering.
  7. Air mata berlebihan di salah satu mata.
  8. Sakit kepala.
  9. Hipersensitivitas terhadap suara.
  10. Nyeri pada rahang atau di belakang telinga.
  11. Telinga berdenging.
  12. Kesulitan makan atau minum.

Gejala stroke

ilustrasi gejala stroke (IDN Times/Novaya Siantita)

Kenali gejala-gejala stroke dengan mengingat "SeGeRa Ke RS":

  • Senyum tidak simetris (Se)

Gejala pertama yang perlu diperhatikan adalah perubahan pada senyum seseorang.

Jika saat diminta tersenyum, wajah terlihat tidak simetris atau mencong ke satu sisi, ini bisa menjadi tanda stroke.

Seseorang mungkin juga mengalami kesulitan menelan, tersedak, atau tiba-tiba sulit minum.

Jika melihat atau mengalami gejala-gejala di atas, kamu harus waspada dan segera mencari pertolongan medis.

  • Gerak melemah (Ge)

Stroke dapat menyebabkan kelemahan pada satu sisi tubuh, sehingga bagian tubuh, seperti tangan atau kaki, terasa lemah atau sulit digerakkan.

Untuk mengetesnya, cobalah minta orang tersebut untuk mengangkat kedua tangan. Jika satu tangan tampak jatuh atau sulit diangkat, ini bisa menjadi gejala awal stroke.

  • Bicara tidak jelas (Ra)

Gejala lain yang sering terjadi adalah kesulitan berbicara dengan jelas. Orang yang mengalami serangan stroke mungkin tiba-tiba tidak bisa berbicara dengan benar, berbicara dengan pelan atau tidak nyambung, atau bahkan tidak memahami kata-kata.

Apabila kamu melihat seseorang dengan gejala tersebut, segera ambil tindakan karena bicara yang tidak jelas bisa menjadi tanda adanya masalah serius pada otak.

  • Kebas atau kesemutan (Ke)

Gejala stroke lainnya adalah mati rasa atau kesemutan pada satu sisi tubuh. Ini bisa terjadi pada wajah, tangan, atau kaki. Jika mati rasa atau kebas muncul secara tiba-tiba tanpa alasan jelas, segera cari bantuan medis.

  • Rabun (R)

Tanda lainnya yang mungkin muncul adalah gangguan penglihatan, seperti pandangan kabur pada satu mata atau keduanya, yang terjadi secara tiba-tiba.

Jika seseorang tiba-tiba kehilangan penglihatan atau mengalami perubahan penglihatan mendadak, ini bisa menjadi gejala stroke.

  • Sakit kepala hebat (S)

Tanda terakhir adalah sakit kepala yang sangat hebat dan mendadak, sering kali disertai dengan gangguan keseimbangan seperti perasaan berputar, tremor, atau kehilangan koordinasi.

Sakit kepala mendadak yang tidak pernah dirasakan sebelumnya adalah peringatan serius dan memerlukan perhatian medis segera.

Gejala tambahan: pingsan

Selain gejala utama dalam slogan "SeGeRa Ke RS", pingsan juga dapat menjadi tanda stroke. Jika seseorang tiba-tiba pingsan tanpa alasan yang jelas, ini bisa menjadi indikasi adanya gangguan pada otak.

Mengetahui dan memahami gejala stroke adalah langkah penting dalam mencegah dampak buruk yang lebih serius. Jika kamu atau seseorang di sekitar kamu mengalami gejala-gejala tersebut, jangan tunda untuk segera mencari bantuan medis di rumah sakit. Makin cepat stroke ditangani, makin besar peluang untuk pemulihan dan menghindari komplikasi serius.

Perbedaan gejala Bell's palsy dan stroke

Sederhananya, berikut ini perbedaan gejala Bell’s palsy dan stroke dari beberapa aspek:

Kelumpuhan wajah

  • Bell’s palsy: Kondisi ini biasanya hanya memengaruhi satu sisi wajah, yang menyebabkan kelumpuhan atau kelemahan wajah secara tiba-tiba. Dampak pada saraf wajah mengakibatkan wajah tampak terkulai, terutama pada separuh wajah.
  • Stroke: Gejala stroke juga dapat mencakup kelemahan wajah, tetapi dapat memengaruhi satu sisi atau kedua sisi wajah, tergantung pada area otak yang terpengaruh. Pasien stroke mungkin mengalami kelumpuhan sebagian atau total, yang sering kali disertai gejala lain.

Kesulitan bicara dan pemahaman bahasa

  • Bell’s palsy: Pasien mungkin mengalami masalah dengan ekspresi wajah, tetapi biasanya tidak mengalami bicara cadel atau masalah pemahaman bahasa.
  • Stroke: Tanda-tanda stroke sering kali mencakup bicara cadel dan kesulitan memahami bahasa, karena stroke dapat memengaruhi area otak yang bertanggung jawab untuk bahasa dan komunikasi.

Waktu timbulnya gejala

  • Bell’s palsy: Gejala sering kali muncul tiba-tiba, dalam beberapa jam setelah gejala awal timbul, dan dapat berkembang dengan cepat.
  • Stroke: Gejala stroke juga dapat berkembang dengan cepat, tetapi perbedaan terbesar terletak pada adanya gejala neurologis lainnya seperti hilangnya koordinasi atau sakit kepala parah.

Perbedaan gerakan mata dan mulut

  • Bell's palsy: Pasien mungkin kesulitan menutup mata pada sisi yang terkena, yang menyebabkan mata kering. Lipatan nasolabial (lipatan yang membentang dari sisi hidung ke sudut mulut) menjadi kurang menonjol.
  • Stroke: Pada pasien stroke, gerakan mata dan mulut mungkin lebih seragam, dan kemampuan untuk mengendalikannya dapat bervariasi berdasarkan jenis stroke yang dialami.

Perbedaan penyebab Bell's palsy dan stroke

ilustrasi Bell's palsy (commons.wikimedia.org/James Heilman, MD)

Bell's palsy dan stroke tidak hanya memiliki gejala yang berbeda, tetapi juga penyebabnya. Mengetahui penyebab masing-masing akan membantu kamu memahami tingkat keparahan masing-masing kondisi.

Penyebab Bell's palsy

Bell's palsy terjadi ketika ada kerusakan pada saraf kranial ke-7 di otak, yang mengendalikan otot-otot wajah. Apa sebenarnya yang menyebabkan kerusakan ini tidak diketahui, tetapi sering kali dikaitkan dengan infeksi virus.

Beberapa infeksi virus umum yang dikaitkan dengan Bell's palsy meliputi:

  • Cacar air dan herpes zoster.
  • Herpes labialis (cold sore) dan herpes genital (herpes simpleks).
  • Gondongan.
  • Mononukleosis infeksius (virus Epstein-Barr)
  • Penyakit pernapasan (adenovirus)
  • Flu (influenza B)
  • Infeksi cytomegalovirus.
  • Rubella.

Penyebab stroke

Stroke disebabkan oleh pembuluh darah yang tersumbat atau pecah di dalam atau yang menuju ke otak. Beberapa kondisi dapat memicu hal ini atau membuat kamu lebih rentan terkena stroke:

  • Tekanan darah tinggi.
  • Kolesterol tinggi.
  • Penyakit jantung.
  • Diabetes.
  • Penyakit sel sabit.
  • Riwayat stroke sebelum atau stroke ringan (TIA).

Pengobatan stroke dan Bell's palsy

Pengobatan paling umum untuk Bell's palsy adalah:

  • Steroid oral untuk mengurangi peradangan.
  • Obat antivirus untuk mempercepat pemulihan.
  • Obat antiinflamasi nonsteroid untuk meredakan nyeri.

Pengobatan lainnya mungkin termasuk obat tetes mata, terapi fisik, pijat, akupunktur, atau pembedahan.

Pengobatan stroke bergantung pada jenis stroke dan tingkat keparahannya. Beberapa pengobatan darurat umum untuk stroke iskemik adalah:

  • Aspirin atau obat lain untuk mengencerkan darah dan memecah bekuan darah.
  • Operasi untuk menghilangkan bekuan darah.
  • Operasi untuk meredakan pembengkakan otak.

Bell’s palsy sering kali sembuh total tanpa pengobatan, tetapi mendapatkan pengobatan dapat meningkatkan peluang untuk pulih sepenuhnya.

Di sisi lain, prospek setelah stroke bervariasi. Peluang untuk pulih sepenuhnya bergantung pada seberapa cepat seseorang menerima perawatan medis. Usia dan status kesehatan sebelum stroke juga dapat memengaruhi hasil.

Stroke umumnya meningkatkan risiko komplikasi kesehatan yang serius. Sebuah studi menganalisis data registrasi stroke dari hampir 23.000 orang di Swedia. Ditemukan bahwa di antara orang-orang yang mengalami stroke iskemik, hampir 80 persen meninggal dunia atau memerlukan perawatan jangka panjang dalam waktu 5 tahun.

Baik Bell's palsy maupun stroke menyebabkan kelumpuhan wajah sebelah. Tetapi stroke lebih mungkin menyebabkan gejala lain, seperti kelemahan pada satu lengan atau tungkai, kebingungan, dan bicara cadel.

Tidak seperti Bell's palsy, stroke adalah kondisi yang mengancam jiwa. Segera hubungi layanan darurat jika mencurigai diri sendiri atau seseorang yang dikenal mengalami stroke.

Baik Bell’s palsy maupun stroke menyebabkan kelumpuhan wajah pada satu sisi. Namun, stroke lebih mungkin disertai gejala lain, seperti kelemahan pada satu lengan atau kaki dan dan bicara tidak jelas.

Berbeda dengan Bell’s palsy, stroke adalah kondisi yang mengancam jiwa. Segera pergi ke UGD rumah sakit jika kamu menduga diri kamu atau seseorang di sekitarmu mengalami stroke.

Referensi

"Bell’s Palsy and Stroke: Similarities and Differences." Healthline. Diakses pada Oktober 2024.
"How Can You Tell the Difference Between Bell's Palsy and a Stroke?" MedicineNet. Diakses Oktober 2024.
Sennfält, Stefan, Bo Norrving, Jesper Petersson, and Teresa Ullberg. “Long-Term survival and function after stroke.” Stroke 50, no. 1 (December 24, 2018): 53–61.
"Understanding Bell’s Palsy: Differentiating it from Stroke". Andre Panossian, M.D. Diakses Oktober 2024.
"Kenali Gejala Stroke Sejak Dini dengan Slogan "SeGeRa Ke RS". Kemenkes RI Direktorat Jenderal P2P. Diakses Oktober 2024.

Editorial Team