ilustrasi vitamin larut lemak (unsplash.com/Michele Blackwell)
Vitamin jenis ini sulit terlarut dalam air namun mudah larut dalam lemak. Maka, disarankan mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin jenis ini bersama makanan berlemak untuk mempermudah kelarutannya, seperti dijelaskan dalam laman WebMD. Ada empat vitamin yang termasuk vitamin larut lemak, yaitu vitamin A, D, E, dan K.
Berbeda dengan vitamin larut air yang kelebihannya akan dikeluarkan dari tubuh, vitamin larut lemak yang berlebih akan disimpan dalam organ hati dan jaringan lemak tubuh. Apabila suatu saat membutuhkan vitamin tersebut, maka tubuh akan mengambil dari cadangan vitamin di hati dan jaringan lemak.
Karena jumlah vitamin yang berlebih tidak dikeluarkan dari tubuh, ini bisa menyebabkan akumulasi jika dikonsumsi secara berlebihan, sehingga dapat bersifat toksik, mengutip laman Healthline. Jadi, disarankan untuk mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin A, D, E, dan K dalam jumlah seperlunya atau mengikuti saran dokter.
Nah, sudah mengerti, ya, perbedaan antara vitamin larut air dan larut lemak? Kesimpulannya, vitamin larut air yang berlebih akan dikeluarkan dari tubuh, sedangkan vitamin larut lemak yang berlebih akan disimpan di hati dan jaringan lemak tubuh.
Vitamin larut lemak lebih berpotensi menyebabkan toksisitas dalam tubuh, sehingga konsumsi suplemen vitamin jenis ini disarankan hanya seperlunya saja. Meskipun begitu, konsumsi vitamin larut air juga tidak boleh berlebih dan tetap mengikuti saran pada kemasan maupun dari dokter maupun apoteker.