Studi: Perceraian Picu Risiko Inflamasi pada Laki-laki

Manusia adalah makhluk sosial, kita butuh satu sama lain agar hidup lebih bermakna. Namun, tak jarang hubungan antara manusia retak dan berakhir dengan perpisahan. Bukan hanya pada mental, berbagai penelitian juga telah menyingkapkan dampak negatif perpisahan dan hidup menyendiri pada kondisi fisik.
Meski begitu, hubungan antara kesendirian, perpisahan, dan kondisi tubuh masih abu-abu. Sebuah penelitian terbaru di Denmark menunjukkan dalamnya hubungan antara ketiga variabel tersebut. Mari simak fakta selengkapnya!
1. Melibatkan hampir 5.000 partisipan yang kandas dalam percintaan dan hidup menyendiri
Dimuat dalam jurnal Journal of Epidemiology & Community Health pada 10 Januari 2022, para peneliti di University of Copenhagen meneliti hubungan apakah putus cinta atau perceraian dan hidup dalam kesendirian memengaruhi tingkat inflamasi tubuh.
Mengambil data Copenhagen Aging dan Midlife Biobank, penelitian bertajuk "Do partnership dissolutions and living alone affect systemic chronic inflammation?" ini mencakup data 4.835 partisipan berusia 48-62 tahun. Data tersebut dibagi menjadi dua tipe:
- Sebanyak 4.612 partisipan (3.170 laki-laki dan 1.442 perempuan): mencakup informasi tentang jumlah putus cinta atau perceraian.
- Sejumlah 4.835 partisipan (3.336 laki-laki dan 1.499 perempuan): mencakup informasi tentang jumlah tahun hidup dalam kesendirian.