Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi obat supositoria (unsplash.com/Elsa Olofsson)

Zat aktif dalam obat beragam dan memiliki sifat yang berbeda-beda. Hal ini memengaruhi bentuk sediaan dalam pembuatan obat. Beberapa memiliki bahan yang mudah rusak jika terkena enzim pencernaan, sehingga hal ini membuat obat tidak bisa dibuat dalam bentuk oral (tablet, kapsul, dan sirop).

Supositoria merupakan salah satu jenis sediaan obat yang diberikan melalui rektal, vagina, ataupun uretra. Bentuk obat ini biasanya dibuat dari zat aktif obat yang kerjanya lebih optimal jika diberikan melalui anus dan biasanya diberikan pada pasien dengan kondisi khusus yang tidak bisa diberi obat oral, seperti kondisi kejang dan tidak sadarkan diri.

Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan jika harus menggunakan obat supositoria.

1. Penyimpanan

ilustrasi obat supositoria (flickr.com/Marco Verch Professional Photographer)

Supositoria merupakan salah satu obat yang harus disimpan di lemari es dengan suhu 2–8 derajat Celsius. Hal ini dilakukan agar obat tidak meleleh.

Supositoria bisa melarut pada suhu tubuh, yaitu 37 derajat Celsius (suhu manusia normal) sehingga kandungannya diserap oleh tubuh melalui aliran darah.

Jika tidak ada lemari es dan supositoria melunak, rendam menggunakan air es selama kurang lebih 30 menit.

2. Cara penggunaan

Editorial Team

Tonton lebih seru di