ilustrasi artritis reumatoid (techexplorist.com)
Sementara para peneliti Italia mengklaim bahwa penelitian ini memiliki populasi sampel yang besar, tetapi mereka tetap mengatakan bahwa ada beberapa kekurangan penelitian yang perlu diperhatikan.
"Kami menemukan hubungan positif tetapi minim antara paparan PM10 dan risiko diagnosis penyakit autoimun," tulis para peneliti.
Meski jumlah partisipan cukup besar, tetapi mayoritas partisipan adalah perempuan usia menopause yang memang rentan terkena gangguan autoimun, sehingga hasil bisa berbeda dalam kelompok usia, gender, dan etnis lainnya.
Lalu, para peneliti mencatat bahwa kurangnya informasi mengenai partisipan dan kapan gejala autoimun terjadi bisa memengaruhi hasil penelitian. Selain itu, para peneliti mengakui bahwa pemantauan kualitas udara kemungkinan besar tidak menggambarkan paparan polusi udara para partisipan secara individual.
"Kesimpulannya, kami menemukan paparan PM berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit autoimun. Paparan kronis dari polusi lalu lintas dan industri meningkatkan risiko RA hingga 40 persen, IBD hingga 20 persen, dan CTD hingga 15 persen," tutup para peneliti.