ilustrasi obat prednisone (pexels.com/Ahsanjaya)
Sebagai obat steroid, prednisone akan melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga orang yang mengonsumsinya bisa jadi lebih rentan terkena infeksi.
Maka dari itu, saat mengonsumsi obat ini, sebisa mungkin jangan berdekatan dengan orang yang sedang sakit. Selain itu, disarankan untuk tidak mendapatkan vaksinasi saat mengonsumsinya, mengutip dari Drugs.
Konsumsi obat tidak boleh dihentikan secara tiba-tiba dan selalu ikuti instruksi dokter mengenai pemakaiannya.
Selain itu, prednisone tidak boleh digunakan bersamaan dengan obat antijamur oral. Jadi, bila kamu punya infeksi jamur, beri tahu ke dokter sebelum mulai mengonsumsi obat ini.
Untuk memastikan keamanannya, beri tahu dokter jika kamu pernah memiliki:
- Penyakit apa pun yang menyebabkan diare.
- Penyakit hati seperti sirosis.
- Penyakit ginjal.
- Penyakit jantung, tekanan darah tinggi, rendahnya kadar kalium dalam darah.
- Gangguan tiroid.
- Diabetes.
- Riwayat malaria.
- Tuberkulosis.
- Osteoporosis.
- Glaukoma, katarak, atau infeksi herpes pada mata.
- Tukak lambung, kolitis ulseratif, atau riwayat pendarahan lambung.
- Gangguan otot seperti miastenia gravis.
- Depresi atau penyakit mental.
Menggunakan prednisone dan obat steroid lainnya dalam jangka panjang dapat memicu osteoporosis, terutama pada orang yang merokok, tidak berolahraga, tidak mendapatkan cukup vitamin D atau kalsium dalam makanan, atau punya riwayat osteoporosis dalam keluarga.
Prednisone juga mungkin bisa menyebabkan cacat lahir atau berat badan lahir rendah pada bayi bila obat ini dikonsumsi selama kehamilan trimester pertama. Penting untuk menginformasikan ke dokter bila berencana untuk hamil atau sedang hamil saat ingin menggunakan prednisone. Gunakanlah alat kontrasepsi yang efektif guna mencegah kehamilan selama mengonsumsi obat ini.
Ibu menyusui juga tidak boleh mengonsumsi prednisone karena obat ini dapat masuk ke dalam ASI dan membahayakan bayi.
Pada anak-anak, prednisone dan obat steroid lainnya bisa memengaruhi pertumbuhan anak.
Jika mengalami sesak napas, sakit perut parah di bagian atas, tinja berdarah, depresi berat, perubahan kepribadian atau perilaku, masalah penglihatan, atau sakit mata, segera hubungi dokter.