ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)
Setelah diagnosis proktitis ditegakkan, dokter akan memberikan pengobatan bergantung pada penyebab proktitis. Tujuannya adalah untuk mengurangi peradangan, mengontrol rasa sakit, dan mengobati infeksi. Mengelola kondisi yang mendasari, akan membantu meredakan gejala. Selain itu, pengobatan bisa digunakan untuk mengobati penyakit menular seksual dan infeksi lainnya.
Beberapa jenis obat yang digunakan untuk mengobati proktitis meliputi:
- Obat antiperadangan seperti kortikosteroid bisa mengurangi peradangan dan meredakan nyeri.
- Antibiotik dan antijamur untuk menangani penyakit menular seksual dan infeksi lainnya.
- Imunosupresan dan biologis untuk mengobati penyakit Crohn dan penyakit autoimun lainnya.
Dokter akan meresepkan obat berdasarkan gejala yang dimiliki pasien dan penyebab yang mendasarinya. Obat bisa diminum secara oral atau intravena, dioleskan, atau diberikan dengan enema (ditempatkan langsung ke dalam rektum pasien).
Selain itu, pasien kemungkinan juga akan disuruh mandi sitz, yakni terapi air hangat untuk merawat dan membersihkan perineum di antara anus dan organ intim.
Pasien kemungkinan membutuhkan pembedahan jika ia menderita kolitis ulseratif atau penyakit Crohn dan pada kasus proktitis yang sering terjadi. Kolitis ulseratif dan penyakit Crohn merupakan dua kondisi autoimun yang memengaruhi saluran pencernaan.
Peradangan dan luka di saluran pencernaan bisa menyebabkan nyeri hebat, kurang gizi, jaringan parut pada usus, perdarahan, dan penurunan berat badan. Dalam beberapa kasus, menghilangkan area yang rusak merupakan satu-satunya pengobatan yang efektif.
Itulah deretan informasi seputar proktitis, yaitu peradangan pada selaput rektum. Jika memiliki tanda atau gejala yang mengarah pada kondisi ini, segera periksakan diri ke dokter. Makin cepat proktitis terdeteksi dan mendapat penanganan, maka akan makin besar pula peluang untuk sembuh total dan terhindar dari komplikasi yang lebih serius.