ilustrasi anak sakit kekurangan nutrisi (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, penyebab utama seseorang mengalami rakitis adalah kurangnya vitamin D yang berperan dalam penyerapan kalsium untuk memperkuat tulang. Kekurangan vitamin ini membuat tubuh jadi kesulitan dalam mengatur kadar kalsium dan fosfat.
Ketika hal tersebut terjadi, maka tubuh akan memproduksi hormon yang menyebabkan kalsium dan fosfat dilepaskan dari tulang, sehingga tulang menjadi lemah akibat kekurangan mineral. Sementara itu, dalam beberapa kasus, seseorang dengan kondisi tertentu akan lebih rentan mengalami rakitis.
Dilansir Mayo Clinic, faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan rakitis antara lain:
- Warna kulit yang gelap. Hal ini berpengaruh terhadap kemampuan kulit memproduksi vitamin D dari sinar matahari karena memiliki lebih banyak pigmen melanin.
- Defisiensi vitamin D yang parah pada ibu hamil. Kondisi ini akan membuat bayi juga ikut mengalami kekurangan vitamin D, sehingga berisiko menunjukkan tanda-tanda rakitis dalam beberapa bulan setelah kelahiran.
- Kelahiran prematur. Bayi yang lahir sebelum waktunya akan cenderung memiliki kadar vitamin D yang lebih rendah. Ini karena waktu penyerapan vitamin dalam rahim lebih sedikit.
- Pengobatan. Jenis obat-obatan tertentu bisa mengganggu kemampuan tubuh dalam menyerap vitamin D, seperti obat antikejang dan antiretroviral.
- ASI eksklusif. Ini karena ASI tidak memiliki kandungan vitamin D yang cukup untuk mencegah rakitis, sehingga bayi yang mendapat ASI eksklusif sebaiknya diberikan asupan vitamin D dari sumber lain, misalnya paparan sinar matahari.
Sementara itu, dalam kasus yang sangat jarang, rakitis diturunkan sebagai penyakit bawaan, menurut laporan dalam European Journal of Endocrinology tahun 2009.