Setelah kejadian tersebut, percobaan uji vaksin dihentikan di seluruh dunia. Namun, uji vaksin ini tetap dilanjutkan di Inggris dan Brasil. Namun, uji coba di Amerika Serikat (AS) ditangguhkan sampai otoritas kesehatan memutuskan proses tersebut aman untuk dilanjutkan. Ini diungkapkan oleh Moncef Slaoui, kepala penasihat upaya vaksin COVID-19 pemerintah AS, melansir RT.
Pihak AstraZeneca mengatakan bahwa reaksi tersebut dianggap "tidak mungkin terkait dengan vaksin" karena tidak ada bukti yang cukup untuk memastikan apakah mielitis transversa yang dialami relawan tersebut berhubungan dengan vaksin atau tidak.
Menurut Universitas Oxford, Inggris, ada sekitar 18.000 sukarelawan yang terlibat dan telah menerima inokulasi.
Ahli vaksin di Baylor College of Medicine, AS, Dr. Peter Hotez, mengatakan bahwa transparansi dan kepercayaan publik adalah kunci untuk mengakhiri pandemik. Bila publik sangsi, mereka mungkin tak akan mau melakukan vaksinasi walaupun vaksin gratis atau mudah didapat.