ilustrasi ibu dan bayi yang baru lahir (unsplash.com/Gabriel Tovar)
Bayi yang lahir dari perempuan berusia di atas 40 tahun memiliki risiko lebih tinggi terhadap kondisi genetik seperti sindrom Down.
Anak-anak juga dapat menghadapi masalah kesehatan terkait peningkatan risiko kelahiran prematur, hambatan pertumbuhan janin (pertumbuhan lebih lambat selama kehamilan), dan makrosomia janin (berat lahir tinggi).
Namun, hamil pada usia berisiko bukan berarti kamu tidak bisa memiliki bayi yang sehat.
Menurut ACOG, sindrom Down adalah kondisi kromosom paling umum yang terkait dengan perempuan yang melahirkan pada usia yang lebih tua.
Saat usia 20-an, peluang memiliki bayi dengan sindrom Down adalah 1 banding 1.480. Risiko tersebut meningkat menjadi 1 dalam 85 saat berusia 40 tahun dan menjadi 1 dalam 35 setelah berusia 45 tahun. Sel telur yang menua dapat meningkatkan risiko ini karena lebih rentan terhadap kelainan kromosom.
Bayi prematur memiliki kemungkinan lebih besar untuk bertahan hidup dan melanjutkan hidup sehat. Namun, bayi prematur lebih cenderung mengalami masalah pernapasan, masalah makan, kelumpuhan otak, keterlambatan perkembangan, masalah pendengaran, dan masalah penglihatan, menurut Centers for Disease Control and Prevention.
Penelitian telah menunjukkan bahwa perempuan yang lebih tua memiliki peluang 17,4 persen untuk memiliki bayi dengan hambatan pertumbuhan janin dan 15,4 persen kemungkinan memiliki berat lahir tinggi.
Bayi dengan hambatan pertumbuhan janin juga lebih mungkin mengalami masalah pernapasan, masalah perkembangan mata, dan peningkatan kerentanan terhadap infeksi (Frontiers in Endocrinology, 2019).
Terlahir dengan berat badan lahir lebih tinggi dari normal (lebih dari 4 kilogram) dapat menyebabkan kelahiran rumit yang mengakibatkan cedera atau trauma pada ibu yang melahirkan dan bayi. Bayi besar juga lebih mungkin dilahirkan melalui operasi caesar (Ultrasound in Obstetrics & Gynecology, 2019).
Hamil pada usia 40-an memang meningkatkan risiko komplikasi seperti kelahiran prematur, operasi caesar, diabetes gestasional, dan tekanan darah tinggi. Namun, banyak orang memiliki kehamilan dan bayi yang sehat pada rentang usia tersebut.
Risiko individu dan kehamilan setiap orang unik, dan memiliki bayi setelah usia 40 tahun tidak berarti kamu otomatis akan menghadapi masalah kesehatan.
Walaupun mungkin sulit untuk hamil setelah usia 40 tahun, tetapi kemajuan dalam teknologi reproduksi dapat membantu memperbesar peluang kehamilan dan persalinan bagi perempuan yang berusia lebih tua.
Kalau kamu siap untuk hamil setelah usia 40 tahun, berkonsultasilah dengan dokter sebelum mencoba untuk hamil. Makin cepat kamu mulai menerima perawatan dan mempersiapkan kehamilan, akan makin baik hasilnya untuk memiliki kehamilan dan bayi yang sehat.