7 Risiko Kesehatan Konsumsi Makanan Olahan Berlebihan

Makanan olahan merupakan makanan kemasan yang banyak mengandung bahan buatan seperti pewarna, perasa buatan, atau bahan tambahan kimia lainnya. Mengonsumsinya bisa berefek negatif bagi kesehatan, apalagi jika sampai berlebihan.
Sebenarnya sebagian besar makanan memang butuh tingkat pemrosesan tertentu agar aman dikonsumsi. Akan tetapi, makanan yang diproses secara kimia, atau disebut sebagai makanan ultra-proses atau ultra-processed food, merupakan jenis makanan yang cenderung tinggi gula, bahan buatan, karbohidrat olahan, serta lemak trans yang buruk bagi kesehatan.
Sudah begitu, makanan olahan diperkirakan telah memasok sekitar 25 hingga 60 persen asupan energi harian seseorang secara rata-rata.
Apa saja risiko kesehatan yang bisa ditimbulkan dari makanan olahan termasuk makanan ultra-proses? Simak jawabannya di bawah ini.
1. Meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2
Umumnya, makanan yang melalui proses pengolahan tanpa ditambahkan bahan kimia atau buatan tertentu cenderung tidak berbahaya.
Sebaliknya, makanan ultra-proses biasanya rasanya enak dan harganya terjangkau, tetapi dapat memiliki berbagai efek berbahaya. Sebab, makanan ultra-proses biasanya ditambahkan berbagai bahan yang bisa bahaya bila dikonsumsi berlebihan.
Beberapa contoh makanan ultra-proses meliputi:
- Makanan beku atau siap saji.
- Makanan yang dipanggang, seperti piza, kue, dan masih banyak lagi.
- Roti kemasan.
- Produk keju olahan.
- Sereal sarapan.
- Kerupuk, keripik, atau makanan ringan sejenis.
- Permen dan es krim.
- Mi dan sup instan
- Daging olahan, seperti sosis, nugget, ham, dan sejenisnya
- Soda dan minuman manis lainnya
Menurut sebuah studi besar yang melibatkan lebih dari 100.000 orang dewasa, mengonsumsi 10 persen lebih banyak makanan olahan berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, penyakit jantung koroner, dan gangguan serebrovaskular (BMJ, 2019).
Studi lainnya terhadap sekitar 20.000 orang dewasa menemukan bahwa mengonsumsi lebih dari empat porsi makanan olahan setiap hari dapat meningkatkan risiko semua penyebab kematian. Setiap porsi tambahan dapat meningkatkan risiko penyebab kematian sebesar 18 persen (BMJ, 2019).
Makanan olahan, terlebih makanan ultra-proses, mengandung lemak trans yang tinggi.
Biasanya, minyak biji atau sayuran olahan digunakan karena murah dan tahan lama. Kemudian, hidrogen juga kerap ditambahkan ke dalam minyak nabati cair guna membuatnya lebih cepat, sehingga akhirnya makanan olahan mengandung banyak sekali lemak trans.
Lemak trans dapat meningkatkan peradangan atau inflamasi dalam tubuh, meningkatkan kadar kolesterol jahat atau low-density lipoprotein (LDL), dan menurunkan kadar kolesterol baik atau high-density lipoprotein (HDL).
Mengonsumsi lemak trans dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. Kemudian, peningkatan 2 persen asupan energi dari lemak trans saja sudah menyebabkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 23 persen (Journal of Diabetes & Metabolic Disorders, 2019).