Para peneliti melaporkan temuan bahwa vaksin Enteromix mampu menurunkan ukuran tumor sekaligus memperlambat perkembangannya, dengan tingkat efektivitas berkisar antara 60 hingga 80 persen, tergantung pada karakteristik penyakit. Pengujian juga menunjukkan adanya peningkatan angka harapan hidup yang dikaitkan langsung dengan penggunaan vaksin ini.
Beberapa laporan media bahkan menyebutkan bahwa vaksin tersebut mencapai efikasi 100 persen dalam uji praklinis.
Menurut laporan TASS, sasaran awal vaksin ini adalah kanker kolorektal. Tak heran, kanker kolorektal merupakan kanker ketiga yang paling umum di dunia, mencakup sekitar 10 persen dari seluruh kasus kanker dan merupakan penyebab kematian terkait kanker kedua di seluruh dunia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Tak berhenti di situ, FMBA juga menyebut adanya kemajuan menjanjikan dalam pengembangan vaksin untuk kanker otak agresif jenis glioblastoma, serta beberapa tipe melanoma tertentu, termasuk melanoma okular. Vaksin-vaksin tersebut kini dikatakan sudah berada pada tahap pengembangan lebih lanjut.
Dikembangkan menggunakan teknologi serupa dengan vaksin COVID-19, Enteromix bekerja dengan melatih sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan mengeliminasi sel kanker tanpa efek samping yang serius.
Perawatan jenis ini akan disesuaikan untuk setiap pasien, tergantung dengan RNA dari setiap individu. Berbeda dengan kemoterapi dan radiasi, pasien dilaporkan toleran terhadap vaksin ini dengan baik, tanpa efek samping serius yang tercatat selama studi.
Dikatakan bahwa cara kerja vaksin adalah melatih sistem kekebalan tubuh untuk mendeteksi dan menghancurkan sel kanker. Enteromix juga memanfaatkan empat virus yang tidak berbahaya untuk menyerang tumor sambil meningkatkan respons imun.
Sebelumnya, Rusia dilaporkan telah meluncurkan uji klinis Enteromix dengan 48 sukarelawan, diumumkan selama Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF 2025) yang digelar pada 18–21 Juni.
Jika persetujuan regulasi diberikan oleh Kementerian Kesehatan Rusia, Enteromix berpotensi menjadi vaksin kanker mRNA yang dipersonalisasi pertama di dunia yang tersedia untuk penggunaan publik.