Pada 2001, produsen obat generik mulai menjual obat-obatan HIV yang dipatenkan ke negara-negara berkembang dengan harga murah yang menyebabkan beberapa produsen farmasi besar menurunkan harga obat-obatan HIV.
Tahun berikutnya, United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) melaporkan bahwa AIDS merupakan penyebab utama kematian di Afrika sub-Sahara.
Pada 2006, para peneliti menemukan bahwa sunat penis dapat mengurangi risiko penularan HIV dari perempuan ke laki-laki sebesar 60 persen. Di negara-negara berkembang dengan tingkat penularan HIV yang tinggi, sunat dianggap sebagai metode untuk membantu mengurangi risiko penularan.
Pada 2012, CDC melaporkan bahwa konsumsi pre-exposure prophylaxis atau PrEP pada orang negatif HIV setiap hari dapat mengurangi risiko penularan HIV secara seksual hingga lebih dari 90 persen dan dari penggunaan obat intravena hingga 70 persen.
Kemudian, sebuah penelitian yang diselesaikan pada 2019 menunjukkan bahwa lebih dari 750 laki-laki gay yang menggunakan pengobatan antivirus tidak menularkan virus ke pasangan mereka.
Menurut laporan WHO, hingga akhir 2018, ada sekitar 37,9 juta orang di dunia yang hidup dengan HIV. Adapun, jumlah kematian 770 ribu jiwa pada 2018 dan total 32 juta orang telah meninggal sejak awal AIDS menjadi epidemi hingga saat ini.
Selain itu, Afrika Sub-Sahara tetap menjadi wilayah yang paling parah terkena dampak HIV. Terhitung hampir 70 persen dari kasus HIV saat ini di dunia berasal dari Afrika.
Demikian tadi asal mula HIV saat pertama kali menjadi epidemi hingga saat ini. Semoga informasi ini bermanfaat dan jangan lupa jaga kesehatan!