Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi anak terkena polio (unsplash.com/CDC)
ilustrasi anak terkena polio (unsplash.com/CDC)

Polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh poliovirus. Penyakit yang juga disebut sebagai poliomielitis biasanya menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun. Virus yang menyerang tubuh anak-anak ini dapat menyebabkan kelumpuhan, bahkan meninggal dunia saat otot pernapasan mereka tidak mampu digerakkan.

Gejala yang dapat kamu temukan pada penderita polio adalah demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, dan nyeri pada tungkai. Meskipun umumnya menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun, jangan salah, penyakit ini juga dapat menyerang siapa pun. Terlebih lagi, yang belum melakukan vaksinasi, mereka cenderung lebih rentan untuk tertular. Dalam upaya pencegahan penyakit tersebut, berikut ini informasi mengenai sejarah, kemunculan, dan jenis-jenis penyakit polio yang harus kamu tahu. 

1. Sejarah penyakit polio

ilustrasi anak dalam perawatan karena penyakit polio (unsplash.com/Getty Images)

Polio atau poliomeyelitis merupakan penyakit menular yang dapat menyebabkan kelumpuhan total hingga kematian. Polio terjadi ketika adanya penyebaran virus tersebut menyerang tubuh melalui mulut. Seseorang yang makan makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi dengan feses.

Poliomielitis atau polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh poliovirus. Terdapat 0,5 persen kasus polio mengakibatkan kelemahan otot yang berujung kelumpuhan.

Penyakit ini sebenarnya sudah ada sejak zaman Mesir Kuno. Berdasarkan penelusuran para ahli, dalam hieroglif, ada sejumlah gambar yang menunjukkan anak-anak berjalan dengan alat bantu seperti kruk. Kaki mereka juga terlihat lumpuh, persis seperti serangan polio. 

Seseorang bernama Michael Underwood pada tahun 1789 telah mengakui bahwa penyakit polio adalah penyakit dengan kondisi yang berbeda dari penyakit umumnya. Kemudian pada tahun 1908, virus yang menyebabkan polio berhasil diidentifikasi oleh Karl Landsteiner.

Virus polio semakin menyebar pada akhir abad ke-19 di Eropa dan Amerika Serikat. Ketika virus polio menyerang Amerika Serikat setelah Perang Dunia II penyakit ini disebut "momok semua orang tua" karena menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun. Pada saat virus polio gencar-gencarnya menyerang, orangtua kian melarang anak-anaknya keluar rumah. Gedung-gedung bioskop dikunci, sekolah hingga gereja pun ditutup untuk mencegah penyebaran virus tersebut. 

2. Penemuan vaksin Salk untuk polio

ilustrasi virus polio (unsplash.com/Fusion Medical Animation)

Pada tahun 1952, Amerika Serikat terserang virus polio hingga terdapat 58 ribu kasus. Tidak berselang lama, pada tahun 1955, vaksin Salk mulai dapat digunakan. Vaksin yang bisa mencegah polio tersebut dibuat dari hasil penelitian dokter Jonas Salk. Awalnya, ia menggunakan vaksin tersebut untuk keluarganya. Setelah dirasa berhasil, vaksin akhirnya mendapatkan lisensi dan disebarluaskan.  

Pada tahun 1938, Presiden Amerika Serikat, Roosevelt membangun yayasan untuk kelumpuhan anak-anak akibat dari penyakit polio. Tujuannya adalah untuk mencegah polio dan merawat anak-anak yang sudah terjangkit. Yayasan tersebut kemudian membentuk March of Dimes, organisasi nonprofit yang fokus meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

Setelah berhasil dilakukan vaksinasi, pada tahun 1963 terdapat penurunan angka kasus polio yang semula 58.000 kini menjadi 396 kasus. Setelahnya, pada tahun 1955 Presiden Dwight Eisenhower menyatakan bahwa Amerika bersiap mengajarkan kepada negara lain cara membuat vaksin polio. 

3. Jenis-jenis penyakit polio

ilustrasi anak mengalami gejala polio (unsplash.com/Getty Images)

Virus polio akan menyerang otak dan sumsum tulang belakang yang kemudian menyebabkan lumpuh total dalam hitungan jam. Terdapat tiga jenis virus polio, yakni tipe 1, 2, dan 3. Virus polio 2 (WPV2) dan 3 (WPV3) sudah tidak ada di dunia sehingga yang biasa menyerang saat ini adalah virus polio 1 (WPV1). Sementara itu, penyakit polio juga bisa dibagi lagi menjadi tiga jenis. Berikut ini penjelasannya:

  1. Polio non-paralisis, polio tipe ini adalah yang masuk kategori polio ringan dan cenderung tidak menyebabkan kelumpuhan. Adapun gejala yang dialami penderitanya seperti muntah, lemah otot, demam, meningitis, kelelahan, sakit tenggorokan, sakit kepala, kaki, tangan dan punggung terasa kaku. Gejala pada kasus ini biasanya berlangsung selama satu sampai sepulih hari.
  2. Polio paralisis, adalah polio yang paling parah hingga menyebabkan kelumpuhan sehingga membutuhkan penanganan medis yang darurat. Pada polio paralisis terdapat bagian tubuh yang terjangkit seperti batang otak dan saraf tulang belakang. Gejala polio paralisis hampir sama dengan polio non-paralisis, namun yang paling menonjol adalah sakit atau lemah otot yang serius, kaki dan lengan terasa terkulai, kehilangan refleks tubuh, sulit bernapas dan menelan. 
  3. Polio bulbar, adalah kondisi dimana virus ikut menyerang batang otak, yang mana di dalam batang otak tersebut terdapat saraf motorik, saraf kranial, dan saraf trigeminal. Saraf tersebut tidak hanya mengatur pernapasan, tetapi juga mengirim sinyal ke berbagai saraf untuk mengontrol pergerakan bola mata, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka. Pengidap polio bulbar dapat menyebabkan kematian jika dalam masa perawatannya tidak dibantu dengan alat pernapasan. Lima hingga sepuluh persen yang menderita polio bulbar akan meninggal ketika otot pernapasan mereka tidak lagi mampu bekerja. 

Polio disebabkan oleh enterovirus, poliovirus yang sangat infeksius. Virus ini banyak menjangkit anak-anak dan disebarkan melalui kontak secara langsung orang ke orang yakni bisa melalui lendir, dahak, feses, atau makanan dan air yang telah terkontaminasi dengan feses. 

Umumnya anak-anak yang terjangkit virus polio hanya menunjukkan gejala miril flu ringan seperti kelelahan, demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan muntah. Untuk saat ini belum ada penyembuhan untuk polio, tapi penyakit ini dapat dicegah dengan cara melakukan vaksinasi. 

Referensi

WHO. "History of the Polio Vaccine". Diakses pada Agustus 2024. 
Cleveland Clinic. "Polio". Diakses pada Agustus 2024. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team