Sejak akhir Desember 2019, sudah hampir satu tahun dunia berperang melawan COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, strain virus corona baru. Menghantam banyak aspek kehidupan, berbagai ilmuwan di berbagai dunia pun berpacu melawan waktu untuk mengembangkan vaksin dan terapi pengobatan terbaik untuk menangani COVID-19.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah mengeluarkan izin penggunaan darurat (EUA) pada vaksin buatan perusahaan biofarmasi asal Amerika Serikat (AS), Pfizer, yang bekerja sama dengan rekan asal Jerman, BioNTech, dengan tingkat efikasi 95 persen; dan vaksin dari Moderna yang mencetak tingkat efikasi 94 persen.
Di luar dari keraguan atau berbagai pertanyaan tentang keamanan dan efektivitas vaksin, vaksin COVID-19 sudah mulai digunakan di beberapa negara. Indonesia sendiri sudah mendatangkan 1,2 juta dosis vaksin dari Sinovac, Tiongkok. Presiden Joko "Jokowi" Widodo pun memastikan bahwa masyarakat bisa mendapatkan vaksin secara gratis.
Vaksin diperlukan untuk "melatih" sistem kekebalan tubuh membentuk antibodi agar mampu melawan infeksi. Meski demikian, tidak semua orang bisa mendapat vaksinasi bila ada kondisi tertentu. Kenapa? Karena pada beberapa orang respons terhadap vaksinasi bisa berbeda, bahkan dalam beberapa kasus kerja vaksin tidak efektif.
Lantas, siapa saja yang tidak disarankan mendapatkan vaksin COVID-19? Cek daftarnya berikut ini.