ilustrasi sindrom kelelahan kronis (freepik.com/yanalya)
Diagnosis ME/CFS bisa menjadi tantangan bagi dokter. Pasalnya, belum ada tes diagnostik pasti untuk kondisi tersebut. Selain itu, gejalanya pun mirip dengan banyak kondisi medis lainnya. Bahkan, banyak penderita ME/CFS yang tidak tampak seperti orang sakit.
Menurut sebuah ulasan ilmiah dalam jurnal Primary Care Companion to The Journal of Clinical Psychiatry tahun 2008, kelelahan bisa menjadi bagian dari gejala depresi, kecemasan, gangguan afektif musiman, dan beberapa kondisi lainnya. Fakta lapangan, ME/CFS sering dikira sebagai depresi.
Mengetahui riwayat lengkap pasien disertai pemeriksaan lewat kuesioner bisa sangat membantu dokter dalam membedakan ME/CFS dengan gangguan depresi mayor.
Dalam menentukan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh termasuk fisik, tes laboratorium, dan riwayat kesehatan pasien. Dokter juga akan memastikan bahwa pasien memiliki gejala dan faktor risiko ME/CFS. Selain itu, pasien akan ditanya mengenai durasi dan keparahan dari kelelahan yang dialami.
Beberapa penyakit berikut memiliki gejala yang sama seperti sindrom kelelahan kronis:
- Mononukleosis
- Penyakit Lyme
- Multiple sclerosis
- Lupus
- Hipotiroidisme (kekurangan hormon tiroid)
- Fibromialgia
- Gangguan depresi mayor
- Obesitas
- Gangguan tidur
Jika merasa lelah berkepanjangan, belum tentu kamu mengalami sindrom kelelahan kronis atau ME/CFS. Bisa saja itu merupakan gejala dari kondisi medis di atas. Maka dari itu, hindari diagnosis diri sendiri, periksakan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.