Sindrom Mielodisplasia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Sindrom mielodisplasia atau myelodysplastic syndrome (MDS) adalah sekelompok kelainan darah langka yang terjadi karena perkembangan sel darah yang tidak teratur di dalam sumsum tulang.
Tiga jenis utama elemen darah, yaitu sel darah merah merah, sel darah putih, dan trombosit, ikut terpengaruh. Sel darah merah bertugas untuk mengantarkan oksigen ke tubuh, sedangkan sel darah putih membantu melawan infeksi, sementara trombosit membantu pembekuan untuk menghentikan kehilangan darah.
MDS merupakan salah satu jenis kanker. Dilansir Medical News Today, MDS merusak beberapa sel pembentuk darah di sumsum tulang yang mengakibatkan rendahnya jumlah satu atau lebih jenis sel darah. Prospek MDS bervariasi, tergantung jenisnya, usia saat penyakit terdiagnosis, perkembangan kanker, dan keberhasilan pengobatan.
Berdasarkan keterangan dari American Cancer Society (ACS), jumlah pasti diagnosis MDS setiap tahunnya tidak jelas. Beberapa orang memperkirakan sekitar 10.000 diagnosis setiap tahun, sementara yang lain percaya bahwa angka kasusnya lebih banyak.
1. Penyebab dan faktor risiko
Penyebab pasti MDS belum diketahui. Namun, beberapa faktor bisa meningkatkan risiko, meskipun ini tidak berarti membuat seseorang pasti mengembangkannya. Karena, beberapa orang bisa mengembangkan MDS tanpa adanya faktor risiko apa pun.
Berikut ini beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena MDS:
- Pengobatan kanker. Kemoterapi merupakan faktor risiko terpenting untuk MDS. Saat kondisi berkembang setelah menjalani kemoterapi, maka dokter menyebutnya MDS sekunder. Terapi radiasi semakin meningkatkan risiko MDS. Menurut keterangan dari MDS Foundation, seseorang yang telah menjalani kemoterapi atau terapi radiasi untuk kanker yang berpotensi bisa disembuhkan mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengembangkan MDS hingga 10 tahun setelah pengobatan.
- Paparan lingkungan. Paparan radiasi dan bahan kimia tertentu mempunyai kaitan dengan MDS. Bahan kimia benzena disebut-sebut bisa menjadi pemicu MDS.
- Sindrom genetik. Sementara seseorang tidak bisa mewarisi MDS itu sendiri, orang dengan sindrom genetik tertentu tampaknya lebih berisiko untuk mengembangkan MDS. Menurut ACS, sindrom genetik yang bisa meningkatkan risiko MDS meliputi anemia Fanconi, sindrom Shwachman-Diamond, anemia Diamond Blackfan, gangguan trombosit keluarga, neutropenia kongenital berat, dan dyskeratosis congenital.
Faktor risiko lain yaitu merokok, usia, dan jenis kelamin. Laki-laki lebih banyak mengembangkan MDS dibanding perempuan. Selain itu, kebanyakan pasien terdiagnosis pada usia 60 tahun atau lebih. Jumlah orang yang mengembangkan MDS di bawah usia 40 tahun sangat sedikit.