ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)
Tidak ada tes tunggal yang dapat mengonfirmasi diagnosis sindrom serotonin. Dokter akan mendiagnosis kondisi tersebut dengan mengesampingkan kemungkinan lain.
Dokter akan menanyakan gejala, riwayat kesehatan, dan obat apa pun yang sedang digunakan, serta melakukan pemeriksaan fisik.
Untuk memastikan gejala disebabkan oleh sindrom serotonin dan bukan karena penyebab lain, dokter mungkin akan melakukan beberapa tes ini:
- Mengukur obat apa pun yang sedang digunakan pasien
- Memeriksa tanda-tanda infeksi
- Memeriksa fungsi tubuh yang mungkin terdampak oleh sindrom serotonin
Sejumlah kondisi dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan sindrom serotonin. Gejala ringan dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, sedangkan gejala sedang dan berat yang mirip dengan sindrom serotonin dapat disebabkan oleh:
- Reaksi serius terhadap obat-obatan tertentu, seperti beberapa anestesi, obat antipsikotik, dan agen lain yang diketahui menghasilkan reaksi parah ini.
- Overdosis obat-obatan terlarang, obat antidepresan atau obat lain yang meningkatkan kadar serotonin.
- Kerusakan yang terkait dengan penggunaan obat-obatan terlarang.
- Gejala putus alkohol (alcohol withdrawal) yang parah.
Dokter mungkin memesan tes tambahan untuk menyingkirkan penyebab lain dari gejala yang dialami pasien, termasuk:
- Tes urine dan darah
- Sinar-X dada
- CT scan
- Pungsi lumbal
Pengobatan sindrom serotonin tergantung dari gejala. Jika gejalanya ringan, dokter mungkin menyarankan untuk berhenti mengonsumsi obat yang memicu sindrom ini. Namun, apabila gejala sudah parah, dokter akan memantau kondisi pasien lebih dalam. Penanganan yang dilakukan meliputi:
- Penghentian konsumsi obat yang menyebabkan sindrom serotonin
- Pemberian cairan intravena untuk mengatasi dehidrasi dan demam
- Pemberian obat untuk meredakan otot kaku
- Pemberian obat untuk menghambat serotonin
Bagi kamu sedang mengonsumsi obat-obatan, penting untuk selalu mengikuti petunjuk dokter mengenai dosis dan penggunaannya. Apabila merasakan gejala atau efek samping dari obat tersebut, jangan ragu untuk konsultasikan ke dokter agar segera mendapat penanganan yang tepat.