Gerakan pelvic tilts. choc.org
Dilansir Harvard Health Publishing, skoliosis tidak dapat dicegah. Namun, orang tua dapat memeriksa kondisi tulang punggung anak secara rutin. Bila mendapati bentuk tulang belakang yang tidak normal pada anak dan/atau mendapati pakaian anak tidak terpasang dengan pas di badan, segera periksakan anak ke dokter. Diagnosis dan penanganan sedini mungkin bisa mencegah skoliosis menjadi semakin akut atau parah.
Sebagai informasi, gejala skoliosis meliputi:
- Bahu tidak rata
- Satu tulang belikat yang tampak lebih menonjol dari yang lain
- Pinggang tidak rata
- Satu pinggul lebih tinggi dari yang lain
Jika lengkungan skoliosis semakin parah, tulang belakang juga akan berputar atau melintir, selain melengkung dari sisi ke sisi. Hal ini menyebabkan tulang rusuk di satu sisi tubuh lebih menonjol daripada di sisi lainnya.
Untuk skoliosis yang terjadi akibat osteoporosis, pasien dianjurkan untuk mengonsumsi vitamin D, kalsium, melakukan gerakan senam yang aman, serta minum obat-obatan dari dokter.
Beberapa aktivitas berikut ini juga tidak dianjurkan:
- Merokok. Dengan berhenti merokok, rasa sakit/nyeri pada leher dan punggung dapat berkurang
- Memiliki berat badan berlebihan (overweight). Dengan menjaga berat badan normal, pasien dapat mengurangi gejala sakit atau nyeri sebagai akibat dari skoliosis
- Menekuk leher ke arah depan dalam waktu yang lama, misalnya saat bekerja di depan komputer atau melihat ponsel
- Melakukan olahraga yang berbahaya bagi orang dengan skoliosis, misalnya sepak bola
- Terlalu menegakkan dan/atau menarik tubuh terutama dalam aktivitas seperti balet dan yoga
- Bermain trampolin, berkuda, dan lari jarak jauh juga perlu dihindari karena terlalu berbahaya untuk tulang belakang
Itulah informasi penting mengenali skoliosis. Intervensi dini dan ketaatan dalam mengikuti anjuran dari dokter adalah kunci kesuksesan pengobatan skoliosis.