ilustrasi staphylococcal scalded skin syndrome di kaki (msdmanuals.com)
Dilansir Healthline, bakteri yang menyebabkan SSSS umum terjadi pada orang sehat. Menurut British Association of Dermatologists, sebanyak 40 persen orang dewasa memiliki bakteri ini, biasanya di kulit atau selaput lendir), tanpa adanya masalah.
Namun, masalah akan muncul ketika bakteri masuk ke dalam tubuh melalui celah di kulit (misalnya karena adanya luka). Racun yang diproduksi bakteri merusak kemampuan kulit untuk menyatu. Lapisan atas kulit kemudian terlepas dari lapisan kulit yang lebih dalam, menyebabkan pengelupasan yang merupakan ciri khas SSSS.
Racun juga dapat memasuki aliran darah, menghasilkan reaksi di seluruh kulit. Karena anak, terutama bayi, memiliki sistem kekebalan dan ginjal yang kurang berkembang untuk mengeluarkan racun dari tubuh, mereka paling berisiko.
Menurut laporan dalam jurnal Annals of Internal Medicine tahun 2013, sebanyak 98 persen kasus terjadi pada anak-anak yang usianya di bawah 6 tahun. Orang dewasa dengan sistem kekebalan yang lemah atau fungsi ginjal yang buruk juga rentan.
Selain itu, berdasarkan laporan dalam Journal of Global Infectious Diseases, bayi baru lahir dan anak kecil lebih rentan terserang SSSS. Ini disebabkan karena kurangnya antibodi pelindung terhadap toksin eksfoliatif A dan B (ETA dan ETB), serta fungsi ginjal yang belum matang. Oleh sebab itu, komplikasi yang berpotensi fatal bisa terjadi jika anak dan bayi baru lahir terinfeksi SSSS.