ilustrasi terapi fisik untuk stiff-person syndrome (pexels.com/Yan Krukov)
Dilansir Yale Medicine, tidak ada obat untuk SPS. Dokter akan fokus untuk meredakan gejala dengan obat-obatan seperti obat penenang, pelemas otot, dan steroid. Imunoglobulin intravena dan plasmaferesis, di antara imunoterapi lainnya, juga dapat diresepkan. Terapi fisik, pekerjaan, dan aqua juga penting untuk pasien dengan SPS.
1. Terapi modulasi imun
Terapi modulasi kekebalan sering kali memberikan hasil terbaik, dan pengobatan imunoglobulin intravena (IVIg) adalah salah satu pilihan untuk dipertimbangkan. Uji klinis telah menunjukkan bahwa imunoglobulin intravena efektif.
Perawatan IVIg juga dapat ditoleransi dengan baik dalam hal menghilangkan gejala yang berkaitan dengan SPS. Ini sering digunakan sebagai terapi untuk penyakit yang dimediasi kekebalan, termasuk SPS. IVIg bekerja dengan mengurangi jumlah antibodi yang menyerang jaringan sehat.
2. Transplantasi sel induk autologus
Transplantasi sel induk autologous adalah proses ketika darah dan sel sumsum tulang pertama kali dikumpulkan. Mereka kemudian diperbanyak sebelum dikembalikan ke tubuh. Ini adalah perawatan eksperimental yang bisa dipertimbangkan (jika tersedia) dan jika semua opsi lain gagal.
3. Plasmaferesis
Plasmapheresis adalah proses ketika plasma darah ditukar dengan plasma segar. Proses ini mengurangi jumlah antibodi dalam tubuh.
4. Obat-obatan
Kejang dan kekakuan otot bisa ditangani dengan obat-obatan berikut ini:
- Obat nyeri.
- Obat pelemas atau relaksan otot.
- Benzodiazepine untuk meredakan kecemasan dan ketegangan otot. Dosis tinggi digunakan oleh dokter untuk mengobati kejang otot.
- Relaksan otot yang disebut baclofen. Dokter menggunakannya untuk orang dengan SPS yang tidak mendapatkan manfaat dari benzodiazepin. Selain itu, beberapa orang yang terdampak SPS bisa mendapat manfaat dari penggunaan baclofen selain benzodiazepin.
- Antikejang tiagabine.
- Gabapentin, jenis obat yang digunakan untuk penanganan nyeri saraf dan kejang.
- Depresi dan tekanan emosional para sering dikaitkan dengan SPS. Dalam kasus ini, antidepresan mungkin dapat membantu.
5. Terapi fisik
Dokter mungkin merekomendasikan terapi fisik selain obat-obatan. Namun, terapi fisik saja tidak dapat mengobati SPS.
Menurut penelitian, terapi fisik dapat membantu mengatasi efek samping obat. Selain itu, latihan ini dapat membantu secara signifikan dengan:
- Kesejahteraan emosional.
- Berjalan.
- Kemandirian.
- Rasa sakit.
- Postur.
- Keseluruhan fungsi sehari-hari.
- Rentang gerak.