Berdiri disebut-sebut dapat mengimbangi atau melawan dampak buruk dari gaya hidup sedenter akibat terlalu lama duduk di depan komputer atau TV, atau mengemudi. Bahkan, beberapa perusahaan menyediakan meja berdiri untuk karyawannya agar tidak terlalu lama duduk.
Akan tetapi, upaya tersebut mungkin tidak membuahkan hasil yang diinginkan. Penelitian terbaru dari Universitas Sydney menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, berdiri lama dibandingkan dengan duduk tidak memperbaiki kesehatan kardiovaskular (penyakit arteri koroner, stroke, gagal jantung), dan dapat meningkatkan risiko masalah peredaran darah terkait berdiri, seperti varises dan trombosis vena dalam atau deep vein thrombosis (DVT).
Studi ini, yang diterbitkan dalam International Journal of Epidemiology pada 16 Oktober 2024, juga menemukan bahwa duduk lebih dari 10 jam per hari meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan kejadian ortostatik, menguatkan kebutuhan akan aktivitas fisik yang lebih besar sepanjang hari.
Studi ini juga mencatat bahwa berdiri lebih lama tidak dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
Untuk penelitian ini, para peneliti menganalisis data dari akselerometer (perangkat wearable untuk melacak gerakan) dari sekitar 83.000 orang dewasa dari basis data UK Biobank. Data akselerometer menilai berapa banyak waktu yang dihabiskan orang untuk duduk dan berdiri setiap hari.
Para ilmuwan juga mencari kejadian penyakit kardiovaskular utama dalam populasi penelitian, yang didefinisikan sebagai kasus penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan stroke, serta kejadian penyakit peredaran darah ortostatik seperti hipotensi ortostatik, varises, insufisiensi vena kronis, dan ulkus vena.