Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang pria membuka mulutnya di depan cermin.
ilustrasi pria membuka mulut (freepik.com/zinkevych)

Intinya sih...

  • Kombinasi mikroba mulut tertentu dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker pankreas.

  • Tiga spesies bakteri dan satu jenis jamur ditemukan berhubungan dengan diagnosis kanker.

  • Profil mikrobioma mulut diharapkan dapat membantu deteksi dini kanker pankreas yang diketahui sangat sulit.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Siapa sangka, mikroba yang hidup di dalam mulut bisa berperan dalam salah satu jenis kanker paling mematikan, yaitu kanker pankreas. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kombinasi spesifik mikroorganisme di rongga mulut dapat meningkatkan risiko penyakit ini secara signifikan.

“Kini makin jelas bahwa menyikat dan membersihkan gigi dengan benang bukan hanya mencegah penyakit gusi, tetapi juga bisa melindungi dari kanker,” ujar Richard Hayes, ahli epidemiologi kanker dari New York University (NYU), dikutip dari laman NYU Langone Hospitals.

Pankreas adalah organ di rongga perut yang bertugas menghasilkan enzim dan hormon untuk mencerna makanan. Meski jarang membentuk tumor, tetapi kanker pankreas dikenal sangat mematikan karena sering terdeteksi terlambat dan memiliki tingkat kelangsungan hidup yang rendah.

Hayes bersama tim menganalisis data kesehatan dan sampel kumur dari lebih dari 300.000 orang berusia 50–70 tahun. Mereka menemukan bahwa 27 jenis mikroba dalam sampel tersebut berkaitan dengan peningkatan risiko kanker pankreas hingga tiga kali lipat.

Temuan spesifik dan harapan untuk langkah deteksi dini

Para peneliti menduga bahwa mikroba dari mulut bisa mencapai pankreas melalui sistem pencernaan lewat air liur. Tiga spesies bakteri mulut, yaitu Porphyromonas gingivalis, Eubacterium nodatum, dan Parvimonas micra, serta jamur umum Candida tropicalis, ditemukan berkaitan dengan peningkatan risiko kanker pankreas.

Meski belum bisa dipastikan apakah mikroba tersebut menyebabkan kanker secara langsung, tetapi pola yang muncul menunjukkan bahwa komposisi mikroflora mulut sangat penting bagi kesehatan. Menariknya, beberapa jenis Candida dan bakteri lain justru dikaitkan dengan penurunan risiko kanker.

Tim peneliti menggunakan data dari dua studi besar di Amerika, yaitu Prostate, Lung, Colorectal, and Ovarian Cancer Screening Trial dan American Cancer Society Cancer Prevention Study-II Nutrition Cohort. Dari ribuan peserta, 445 orang mengembangkan kanker pankreas dan dibandingkan dengan 445 orang sehat.

Dalam pemindaian mikrobioma mulut, ditemukan delapan jenis bakteri yang berkaitan dengan penurunan risiko dan 13 jenis yang berkaitan dengan peningkatan risiko kanker pankreas.

Dengan tingkat kelangsungan hidup hanya 13 persen dalam lima tahun, deteksi dini sangat penting. Karena gejala kanker pankreas sering muncul saat penyakit sudah lanjut, memahami faktor risiko awal seperti komposisi mikroba mulut bisa membantu skrining lebih dini.

“Dengan memprofilkan populasi bakteri dan jamur di mulut, dokter bisa mengidentifikasi siapa saja yang perlu menjalani skrining kanker pankreas,” jelas Jiyoung Ahn, ahli epidemiologi dari NYU.

Langkah selanjutnya dari tim peneliti adalah menyelidiki peran virus dalam risiko ini.

Referensi

"Oral Microbes Linked to Increased Risk of Pancreatic Cancer." NYU Langone Hospitals. Diakses September 2025.

Yixuan Meng et al., “Oral Bacterial and Fungal Microbiome and Subsequent Risk for Pancreatic Cancer,” JAMA Oncology, September 18, 2025, https://doi.org/10.1001/jamaoncol.2025.3377.

Editorial Team