Paxlovid, terapi oral COVID-19 produksi Pfizer. (medpagetoday.com)
Studi kedua, yang juga diterbitkan dalam jurnal JAMA Internal Medicine, meneliti peran pengobatan antivirus Paxlovid dalam risiko pasien untuk mengembangkan long COVID.
Para peneliti melihat catatan kesehatan lebih dari 281.000 veteran yang dinyatakan positif COVID-19 pada tahun 2022 dan memiliki satu atau lebih faktor risiko infeksi parah.
Dari jumlah tersebut, 35.717 menerima pengobatan Paxlovid dalam 5 hari setelah dinyatakan positif, sementara lebih dari 246.000 pasien tidak menerima pengobatan dalam 30 hari berikutnya setelah infeksi.
Mereka yang menerima Paxlovid memiliki risiko lebih rendah untuk mengembangkan long COVID serta memiliki risiko rawat inap dan kematian yang lebih rendah setelah fase infeksi akut. Selain itu, temuan ini tetap berlaku pada seluruh kelompok yang divaksinasi, tidak divaksinasi, menerima vaksin booster, dan pada orang dengan satu atau lebih infeksi COVID-19 sebelumnya.
Walaupun hasil studinya terdengar menggembirakan, tetapi para ahli menekakan bahwa penelitian tambahan masih diperlukan pada subjek ini.
Para ahli berharap penelitian ini mendorong studi lebih lanjut tentang pencegahan dan penanganan long COVID, karena saat ini belum ada pengobatan khusus untuk kondisi tersebut.