ilustrasi MSC di bawah sinar fluoresen (transtoxbio.com)
Penelitian di Indonesia ini menggunakan stem cell "naif" atau tidak diubah. Media ini ternyata berbeda dengan beberapa penelitian MSC dan COVID-19 di Tiongkok yang diterbitkan pada April 2020 dan Agustus 2020.
Berskala lebih kecil, penelitian Tiongkok menggunakan stem cell yang telah diubah untuk menghilangkan reseptor ACE-2. Penelitian pada bulan April dimuat dalam jurnal Aging & Disease, sementara penelitian pada bulan Desember dimuat dalam jurnal Stem Cell Research & Therapy.
Sekadar informasi, ACE-2 adalah reseptor yang digunakan SARS-CoV-2 untuk masuk ke dalam sel inang manusia. Penelitian dari Indonesia ini membuktikan kalau tak butuh prosedur eliminasi ACE-2 untuk menuai manfaat potensialnya!
ilustrasi sel punca atau stem cell (news-medical.net)
Para peneliti UI berharap penelitian MSC dan COVID-19 di masa depan melibatkan lebih banyak peserta dengan COVID-19. Selain itu, penulis melaporkan bahwa mereka tidak menerapkan kriteria ketat mengenai berapa lama pasien di setiap kelompok menerima perawatan di ICU. Variabel tersembunyi ini mungkin membuat hasil menjadi bias.
Mereka pun yakin kalau pendekatan ini lebih efektif untuk pasien COVID-19 di ICU yang tidak menanggapi pengobatan konvensional. Selama penggunaan MSC pada COVID-19 terus dikaji, para peneliti mengatakan bahwa MSC dari tali pusat seharusnya lebih umum agar dapat menyelamatkan pasien COVID-19 kritis di Indonesia.