ilustrasi bir (pexels.com/Hold my Ark)
Temuan ini sebenarnya tidak begitu mengejutkan karena alkohol memang terkenal sebagai "biang penyakit". Menurut sebuah laporan yang dipublikasikan di jurnal The Lancet tahun 2018, alkohol adalah faktor risiko penyakit dan kematian dini pada laki-laki dan perempuan di usia 15-49 tahun tahun 2016, satu dari 10 kematian secara global!
Sementara "batas aman" alkohol masih diperdebatkan, bukan rahasia kalau kebiasaan minum minuman beralkohol dapat memengaruhi kesehatan. Ditambah dengan risiko kesehatan lainnya, alkohol dapat memengaruhi seluruh tubuh. Risiko penyakit kardiovaskular, lever, dan kemandulan terus dikaitkan dengan konsumsi alkohol.
Peneliti di King's College London, Inggris, Tony Rao, mendukung penelitian tersebut. Ia mengatakan bahwa seperti penelitian yang sudah-sudah, penelitian dari Universitas Oxford tersebut semakin memperkuat dugaan bahwa konsumsi alkohol dalam takaran atau dengan jenis apa pun tidak ada faedahnya untuk otak.
Rao menambahkan bahwa kontribusi 0,8 persen alkohol pada kerusakan otak bahkan lebih besar daripada rokok. Selain itu, pertimbangan berat badan di atas BMI dan hipertensi juga menekankan pentingnya menjaga gaya hidup sehat.