Super Immunity Bikin Warga Indonesia Kebal COVID-19

Di tengah pandemik COVID-19, vaksin adalah pertahanan terdepan umat manusia. Tercipta dalam waktu setahun saja, vaksin COVID-19 mampu memberikan proteksi terhadap infeksi strain virus corona SARS-CoV-2.
Para penyintas COVID-19 disarankan untuk menerima vaksin setelah 1 bulan (untuk COVID-19 gejala ringan) hingga 3 bulan (untuk COVID-19 gejala berat). Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah: Kenapa harus divaksin kalau kena COVID-19? Bukannya badan sudah kenal virusnya?
Tidak hanya mereka yang sehat, bahkan yang sudah pernah mengalami COVID-19 juga memerlukan vaksin. Berbagai penelitian sebenarnya lebih mendukung vaksinasi meski sudah terinfeksi COVID-19. Dengan begitu, sistem imun manusia berada dalam kondisi super atau hybrid immunity.
1. Setelah terinfeksi COVID-19, respons memori imun jadi meningkat
Dalam informasi terbarunya, Kementerian Kesehatan RI mengutip sebuah penelitian di Amerika Serikat (AS) yang dimuat dalam jurnal Science pada Februari 2021, bertajuk "Immunological memory to SARS-CoV-2 assessed for up to 8 months after infection".
Dalam penelitian tersebut, diketahui bahwa COVID-19 memicu respons imun dalam tubuh yang melibatkan:
- Immunoglobulin G (IgG)
- Sel B memori
- Sel T
- Immunoglobulin A (IgA)
Selain itu, penelitian ini mencatat bahwa respons imun tersebut masih terdeteksi hingga 6 bulan setelah terinfeksi dengan sedikitnya empat kombinasi respons imun dominan.