Sebelum membahas syok neurogenik lebih mendalam, mari kenali dulu beberapa jenis syok:
- Syok hipovolemik: Syok akibat kehilangan darah.
- Syok distributif: Syok akibat volume cairan internal yang tidak seimbang.
- Syok kardiogenik: Syok akibat jantung tidak berfungsi dengan baik.
- Syok obstruktif: Syok akibat penyumbatan pembuluh darah utama atau jantung.
Syok neurogenik adalah subtipe dari syok distributif, sering merupakan efek samping dari cedera tulang belakang, seperti dilansir WebMD. Sementara semua jenis syok butuh perhatian medis yang cepat, syok neurogenik harus ditangani secepat mungkin.
Syok neurogenik terjadi ketika pembuluh darah berhenti bekerja dengan baik dan tidak mendorong cukup darah ke seluruh tubuh. Penderitanya tidak mengalami kehilangan darah, melainkan darah tidak bersirkulasi dengan benar. Darah menggenang di pembuluh darah dan tekanan darah turun secara signifikan.
Penyebab syok neurogenik biasanya adalah cedera tulang belakang. Ketika saraf di sumsum tulang belakang rusak, mereka berhenti mengirimkan pesan ke saraf yang mengontrol fungsi lain di dalam tubuh. Jika sinyal saraf ke otot di pembuluh darah tidak bekerja, maka pembuluh berhenti bekerja dengan baik.
Stroke atau gumpalan darah yang mencegah sirkulasi darah juga dapat menyebabkan syok neurogenik. Dalam kasus yang jarang, orang mengalami syok neurogenik sebagai reaksi terhadap anestesi spinal. Ini juga bisa menjadi efek samping dari beberapa obat atau infeksi otak, seperti meningitis.